INOKULASI BAKTERI RHIZOBIUM
PADA TANAMAN KEDELE
I. PENDAHULUAN
Tanaman kedelai (Glycine max (L) Merr.) merupakan salah
satu tanaman pangan yang banyak mengandung protein.
Keistimewaan
tanaman kedelai yang tergolong kacang-kacangan ini (leguminose) jika
dibandingkan dengan tanaman bukan kacang-kacangan ialah adanya bintil akar pada
akar tanaman tersebut. Bintil akar ini merupakan tempat berlangsungnya
assimilasi N2 (zat lemas)
oleh bakteri yang hidup bersimbiose dengan tanaman kacang-kacangan di dalam
bintil akarnya. Bintil akar merupakan tempat untuk mengelola zat lemas udara
(gas N2) menjadi senyawa hitrogen tanaman (protein dsb) Jadi bintil
akar dapat disamakan dengan pupuk nitrogen alami. Dengan pupuk nitrogen alami
ini tanaman kedelai dan tanaman kacang-kacangan pada umumnya memenuhi kebutuhan
nitrogennya. Kurang lebih dua pertiga dari kebutuhan nitrogen tanaman
kacang-kacangan dipenuhi dari hasil penambatan N2. Proses pengikatan
zat lemas dalam bintil akar ini dikenal sebagai proses fiksasi nitrogen. Akan
tetapi hasil fiksasi nitrogen ini dalam memenuhi kebutuhan tanamnnya sangat
tergantung pada keefektifan bintil akarnya.
II. INOKULASI
BAKTERI RHIZOBIUM PADA TANAMAN KEDELE
A.
Pengertian-Pengertian
1.
Bakteri
Rhizobium
Bakteri rhizobium adalah bacteri yang hidup dalam bintil
akar tanaman leguminose yang mampu bersimbiose mengikat unsur hara Nitrogen
dari udara bebas dengan tanaman jenis leguminosa misalnya kedelai.
2.
Inokulasi
Bakteri Rhizobium pada kedele adalah proses pencampuran benih kedele yang akan
ditam dengan bakteri rhizobium dengan tujuan agar terjadi simbiose antara
tanaman kedele dan bakteri rhizobium tersebut dalam mengikat unsur nitrogen
dari udara bebas.
B. Tujuan dan Manfaat Inokulasi Bakteri
Rhizobium Pada Tanaman Kedelai.
Tujuan dari inokulasi bakteri
rhizobium pada tanaman kedele adalah supaya tanaman kedele mampu mengikat unsur
hara Nitrogen (N) dari budara bebas sehingga dapat menghemat penggunaaan pupuk
urea.
C.
Pembentukan dan Fungsi Bintil Akar
Bintil akar pada tanaman
kacang-kacangan hanya akan terbentuk jika akar tanaman tepatnya Rhizobium
yaponicum. Jika pada waktu biji kedelai yang ditanam berkecambah, dan disekitar
akarnya terdapat bakteri R. Yaponicum, maka bakteri ini akan masuk ke dalam
akar tanaman melalui bulu-bulu akar, selanjutnya akan terjadi reaksi timbal
balik (interaksi) antara bakteri dengan tanamannya yang menghasilkan
pembentukan bintil akar. Bintil akar ini dapat
dilihat pada waktu tanaman berumur 3-4 minggu. Keefektifan bintil akar dalam
proses fiksasi nitrogen tergantung pada varietas atau strain Rhizobiumnya.
Bintil akar yang efektif adalah
bintil akar yang menghasilkan kerjasama (simbiose) yang sangat menguntungkan
bagi tanamannya dalam proses fiksasi nitrogen. Ciri-ciri bintil akar yang
efektif adalah :
- Mudah diamati langsung di lapangan,
caranya ialah dengan mencabutanamankedelayang akan diamati.
-
Cenderung berkelompok pada leher akar.
-
Ukuranya relatif besar.
-
Jika bintil alar itu dibelah, bagian dalamnya berwarna merah darah,
semakin efektif semakin merah sedang bintil akar yang tidak efektif bagian
dalamnya berwarna keputih-putihan atau agak kehijauan.
Dengan bintl akar yang efektif
hampir semua kebutuhan nitrogen tanam dapat terpenuhi. Pada penanaman kedelai
jenis unggul, tambahan pupuk nitrogen dalam jumlah kecil dianjurkan, tetapi
tanpa pemberian pupuk nitrogenpun, produksi yang memadai masih dapat terjamin,
asal bintil-bintil akarnya efektif.
Usaha pemberian bakteri Rhizobium
pada biji kacang-kacangan yang akan ditanam, dikenal sebagai inokulasi
D. Cara Inokulasi Bcteri Rhizobium Pada
Kedelai.
a. Dengan menggunakan legin (legium inokulan) Legin adalah sejenis biakan
murni bakteri Rhizobium yaponicum berupa serbuk berwarna hitam,
dibungkus dalam kantung-kantung plastik (packing) semantara ini legin dapat
diperoleh di Laboratorium Mikrobiologi, Faklutas Pertanian Universitas Gadja
Mada, Yogyakarta.
Penggunaan legin
1.
Basahi biji
kedelai dengan air sampai cukup basah (jangan berlebihan).
2.
Berikan legin
pada biji yang telah dibasahi tersebut, sedikitnya 7,5 gr/kg benih. Usahakan
campuran legin ini merata.
3.
Biji yang telah
dicampur dengan legin seegera ditanam. Jika terpaksa, janganlah ditundah lebih
dari 6 jam. Usahakan agar biji yang dicampur dengan legin tidak kena cahaya
matahari langsung, agar biji tetap basah. Bila kering, legin
dapat menurunkan efektifitasnya
b. Inokulasi dengan menggunakan tanah yang pernah ditanami
kedelai.
Jika tidak
tersedia legin, ada cara lain, yaitu dengan mencampurkan tanah dari lahan yang
sudah pernah ditanami kedelai, dengan biji kedelai yang akan ditanam.
Perbandingannya 200 gr tanah untuk setiap kilogram biji yang akan ditanam.
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bakteri rhizobium mempunyai peranan yang
sangat penting dalam peningkatan produksi tanaman kedele, terutama bagi daerah
atau lahan yang belum pernah ditaanamani tanaman kedelai hal ini sangat mendukung Kegiatan Perluasan
Areal Tanam(PAT) khususnya tanaman kedelai dalam Program Upsus Padi, Jagung,
Kedelai.
B. Saran.
Bagi petani
petani yang kesulitan untuk mendapatkan
barteri rhizobium di toko-toko, disarankan menggunakan tanah yang bekas
ditanami kedelai.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber:
Balai Penelitian Tanah, Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar