Dosa telah ditakdirkan kepada manusia. Oleh karenanya, Allah ‘Azza wa Jalla telah mensyariatkan agar hati manusia itu tidak berpaling dari-Nya, kecintaannya selalu bergantung kepada Rabbnya, penuh mengharap ridha dan ampunan-Nya, menganggap dirinya lemah dengan beribu kekurangan dihadapan-Nya, senantiasa berintrospeksi diri, menjauhkan diri dari sifat ‘ujub (mengagumi diri sendiri), ghurûr (terperdaya dengan amalan pribadinya), riya dan sombong akan dirinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Setiap anak Adam itu banyak berbuat kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang banyak bertaubat.” (HR. At-Tirmidzi)
Yaa, kesalahan dan dosa bagi manusia sebenarnya adalah suatu kelaziman. Karena manusia tempatnya salah dan lupa. Namun hal itu jangan dijadikan alasan untuk terus berbuat salah. Terkadang sedikit dari kita yang menghindari diri dari perbuatan dosa, dan menyadari semua kesalahannya. Bahkan ada yang menunggu-nunggu hidayah datang, baru akan taubat. Padahal dengan bertaubat itulah, Allah akan memberi hidayah.
Persoalan sebenarnya adalah bukan manusia tempatnya salah dan dosa, akan tetapi lebih kepada apa yang diusahakan untuk tidak berbuat dosa.
Maka, apabila kita berbuat salah, segeralah minta maaflah. Bila berdosa, maka bertaubatlah. Taubat sebelum terlambat, yaitu sebelum pintu taubat ditutup. Kapan itu? Jika nafas seseorang telah sampai di kerongkongan dan jika matahari terbit dari barat. Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari barat, maka Allah akan mengampuniNya.” (HR. Muslim)
--------------
@abdarohmana237
Tidak ada komentar:
Posting Komentar