Sabtu, 14 Mei 2016

Iklaslah dalam berjuang


Jikalau ada seseorang yang tidak khusyu’ dalam ibadahnya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT), maka hendaknya ia merenungi dan melakukan intropeksi diri akan niatnya dalam beribadah.

Lalu jika ada kader dakwah dan penyeru tauhid yang merasakan kekeringan ruhiyah, kekerasan hati, kegagalan dalam mencapai sesuatu, hasad/iri, perselisihan, friksi, dan juga perbedaan pendapat yang mengarah kepada permusuhan, berarti ada masalah besar dalam tubuh mereka. Maka itu tidak boleh dibiarkan, dan butuh solusi tepat dan segera. Bisa jadi hal itu karena kurang ikhlas dirinya dalam berjuang dan beramal.

Ikhlas adalah meng-esakan Allah dalam ibadah, ketaatan dan perbuatan baik lainnya tanpa tendensi yang lain, seperti terlihat dibuat-buat dihadapan orang lain, atau ingin mendapat pujian dan perhatian dari orang lain.

Ikhlas adalah buah dan intisari dari iman. Seseorang tidak dianggap beragama dengan benar jika tidak ikhlas dalam melakukan amalannya. Allah SWT berfirman, “Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (QS. Al-An’aam 6 : 162)

Allah berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاء وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَ

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus”. (QS. Al-Bayyinah 98 : 5)

--------------

Tidak ada komentar: