Jumat, 22 Juli 2016

APLIKASI TPST

APLIKASI TPST (TEKNOLOGI  PENGENDALIAN STAGNASI TERPADU) PADA TANAMAN PADI .
OLEH :
Abdul Rohman Al-fatie
 
BPK SUKOLILO
DISPERTANNAK KABUPATEN PATI
TAHUN 2015


Latar Belakang

Produksi pertanian akan mencapai titik optimalnya bila tanaman tersebut ditanam dalam keadaan dimana semua kebutuhan tanaman seperti nutrisi, air, sinar matahari, dan lain-lain terpenuhi dan tidak ada keadaan yang mampu memperburuk produksi pertanian.
.
keadaan tanah yang tidak sesuai syarat pertumbuhan tanaman padi bagi beberapa petani masih menjadi masalah yang belum terselesaikan dan perlu segera diketahui solusi penyelesaian masalah tersebut, Fenomena penyakit tanah asem-asemenatau stagnasi  pada padi sawah biasa terjadi hampir tiap tahun. Penyakit ini akan menyerang tanaman padi saat musim tanam II, yaitu sekitar bulan Maret-April. Tanaman padi yang terkena asem-asemen akan menunjukkan gejala yang spesifik yaitu tanaman padi yang telah ditanam tidak akan mau tumbuh bahkan terlihat kuning dan lama kelamaan  akan mati. Jika tanaman padi muda tersebut di pupuk menggunakan urea gejala akan semakin terlihat parah. Penyakit ini biasanya akan diperparah oleh serangan hama (penggerek batang) sundep pada saat tanaman muda.


METODOLOGI

Methode atau cara aplikasi Teknologi Pengendalian Stagnasi/asem-asemen Terpadu (TPST) di lakukan secara teratur dan terpadu karena antara aplikasi satu dengan yang lain tidak bisa dipisahkan, urutannya sebagai berikut:
1.    Identifikasi areal tanaman padi yang terserang stagnasi atau asem-asemen pada waktu musim tanam sebelum aplikasi dan lakukan pengukuran pH tanah dengan Soil Tester dan PUTS.
2.    Aplikasikan Dekomposer dan bakteri Choryn dengan takaran 10 cc/ ltr pada waktu pengolahan tanah.
3.    Aplikasikan bakteri Choryn pada persemaian.
4.    Pengamatan setelah 14 – 21 hari setelah tanam apabila keadaan tanaman masih stagnasi atau asem-asemen perlu diaplikasikan Humic acid dan Dekomposer dengan takaran 10 cc/ ltr  .
5.    Aplikasikan pupuk cair dan pestisida pencegah penggerek batang padi dengan takaran 10 cc/ ltr atau sesuai anjuran.
6.    Apabila tanaman belum normal aplikasikan  Humic acid, Dekomposer dan lakukan pengapuran dengan Pemupukan pupuk Fertiphos dengan takaran 100 Kg/Ha.
7.    Apabila tanaman sudah normal serahkan semua kegiatan budi daya tanaman padi pada kebiasaan petani dan lakukan pengamatan sampai panen.
Kegiatan aplikasi TPST efektif di lakukan dari sebelum  tanam sampai tanaman berumur 30 – 35 hari setelah tanam .





LAMPIRAN
 
Gambar A.Tanaman padi yang mengalami Stagnasi / asem-asemen sampai mati.
Gambar B.Tanaman padi yang mengalami Stagnasi / asem-asemen pada tahap awal di musim tanam satu.

 
Gambar C. Tanaman padi setelah aplikasi chorynebacterium tapi masih mengalami stagnasi / asem-asemen.
Gambar D. Tanaman padi setelah aplikasi chorynebacterium, Humic acid, Dekomposer, dan pupuk daun.
Gambar E.  Tanaman padi setelah mengaplikasikan Teknologi Pengendalian Stagnasi Terpadu (TPST).





DAFTAR PUSTAKA
sumber:http://www.gerbangpertanian.com/2011/11/mengatasi-tanah-masam-dan-basa.html

 Saraswati R.1999. Teknologi pupuk mikrob multiguna menunjang keberlanjutan sistem produksi kedelai. J Mikrobiol Indones 4 (1): 1-9

Afdhalina . 1991 . Pengaruh Kompos Terhadap Beberapa Sifat Kimia Sub Soil Mineral Masam . Skripsi Faperta Unand . Padang 58 Hat .

Sanchez, P.A and J.G Salinas (1981); Low input Technology for Managing Oxisols and Ultisols in Tropical America. Adv. Agron  34, 279-406

Lembaga Penelitian Tanah (1983). Sistem Klasifikasi Tanah Definisi dan Kriteria,
             Istilah serta Perubahan-perubahan terhadap TOR Tipe A 1981. Lembaga
             Penelitian Tanah. Bogor.

Yasin, S C, Arman dan L.A Fathurahman. 1991. Sistem Pengelolaan Sumberdaya
             Pertanian Berwawasan Lingkungan. Akademika Pressindo. Jakarta.

Afdhalina . 1991 . Pengaruh Kompos Terhadap Beberapa Sifat Kimia Sub Soil Mineral Masam .Skripsi Faperta Unand . Padang 58 Hat .

Selamat Mencoba...

Tidak ada komentar: