Rabu, 14 November 2018

Amati dan Nikmati Prosesnya

*Mengutip dari mas Ippo santosa*

"Amati prosesnya. Nikmati prosesnya," itulah pesan saya kepada mitra-mitra. Saking sederhananya pesan ini, banyak orang yang mengabaikannya.

Ustadz Abdul Somad di acara Hijrah Fest mengibaratkan orang yang sukses itu seperti 'kursi mahal' atau 'meja mahal'. Ini analogi yang menarik, menurut saya.

UAS menyebut, mayoritas orang tidak melihat bagaimana proses 'kursi mahal' atau 'meja mahal' itu, mulai dari pemilihan kayu, pemotongan, hingga pembuatan. Rumit prosesnya.

"Mayoritas orang tahunya kursi mahal saja, tapi mereka tidak tahu proses menjadi kursi mahal. Maka, mulai sekarang cobalah kita melihat proses, jangan hanya melihat hasil," ucap UAS.

Adapun pesan saya selanjutnya, "Para achiever harus siap berproses." Sekali lagi, siap berproses. Tidak pasif. Hati-hati, merasa nyaman (comfort) dan tidak mau berproses itu berbahaya.

The biggest trap, the biggest dungeon in life is isn't laziness or bad luck, it's comfort. Ini menurut Robert Kiyosaki, penulis buku #RichDad. Alhamdulillah, saya pribadi dua kali berjumpa dengan beliau.

Memang kita dianjurkan untuk bersyukur. Tapi di sisi lain, kita juga dianjurkan untuk bertumbuh. Dari waktu ke waktu. Mereka yang merasa nyaman sering enggan untuk belajar dan bertumbuh. Ini yang berbahaya.

Ingat. Belajar bukan di sekolah dan di kampus saja. Belajar itu di mana saja. Dengan siapa saja. Terutama bagi mereka yang ingin bertumbuh. Saya berharap Anda salah satunya.

Ada satu hal yang seru. Ketika saya mulai melirik dan tertarik dengan hal-hal lain, guru saya langsung mengingatkan, "Tetap fokus. Tetap serius. Dengan izin Allah, hasilnya pasti bagus."

Ketidakfokusan, ini salah satu godaan dalam berproses. Begitulah. Namanya berproses memang tidak mudah. Tapi percayalah, hasil akhirnya indah. Benar-benar indah.

Mudah-mudahan kelak kita semua bisa menjadi 'kursi mahal' atau 'meja mahal' seperti yang dianalogikan oleh UAS. Dan berkah berlimpah. Aamiin

Tidak ada komentar: