Selasa, 25 Desember 2018

PENYIAPAN BENIH PADI

  PENYIAPAN BENIH PADI



   A.DEFINISI
Penyiapan benih padi adalah proses menyediakan benih padi meliputi memilih varietas spesifik lokasi, seleksi benih, dan perlakuan benih

   B. TUJUAN
Setelah berlatih peserta dapat:
1.    melakukan pemulihan varietas spesifik lokasi
2.    melakukan seleksi benih
3.    melakukan perlakuan benih
dengan baik dan benar

  C. METODE
Praktek

  D. ALAT DAN BAHAN
Peralatan seleksi dan perlakuan benih, calon benih, garam dan bahan pembuatan PGPR

  E.TEMPAT
Lapangan/ usaha agribisnis

F. WAKTU
3 JP @ 45 Menit




 G. LANGKAH KEGIATAN
No
Tahapan
Uraian kegiatan
Alat dan bahan
1
Menentukan  varietas spesifik lokasi

1.    Sediakan HP yang dapat digunakan untuk SMS
2.    Buka menu SMS dan ketik “INFO VARIETAS PADI (LOKASI KECAMATAN)”
3.    Contoh INFO VARIETAS PADI LAWANG
4.    Kirim ke nomor KATAM 082123456500
5.    Baca hasil balasan SMS yang merupakan varietas rekomendasi spesifik lokasi berdasarkan ketahanan OPT dan topografi tempat
6.    Pilih varietas yang sesuai selera pasar dilokasi saudara
-       HP yang dapat digunakan untuk SMS
-       ANd9GcSRvKeTet5jsOR_t4BAlFYzkDtRkPIqSTwT1t6BYHMpnNEY1EZ6LrFtU_0s
2
Melakukan seleksi benih
a. Seleksi benih dengan air biasa





1.    Sediakan ember yang berisi air
2.    Masukkan benih dalam ember yang berisi air
3.    Aduk dan buang benih yang mengapung
4.    Benih yang tenggelam digunakan sebagai benih


-       Ember
-       Saringan
-       Calon benih
-       Air


b.    Seleksi benih dengan larutan garam















1.    Sediakan ember berisi air, garam/ZA/Urea dan telur mentah


2.    Masukkan garam sedikit demi sedikit kedalam air sambil terus diaduk


3.    Pemberian garam pada air dihentikan ketika telur sudah mengapung dan keluarkan telur.





4.    Masukkan calon benih dalam larutan garam




5.    Aduk beberapa kali dan buang benih yang terapung














6.    Cuci benih yang tenggelam dengan air bersih dan peram



-       Ember
-       Saringan
-       Calon benih
-       Air
-       Garam
-       Telur mentah






3
Melakukan perlakuan benih
a.    Perlakuan benih dengan pestisida


1.    Rendam benih yang telah terseleksi dalam larutan cruiser 4 ml untuk 1 kg benih selama 1 malam
2.    Tiriskan dan peram benih selama 2 x 24 jam
3.    Benih siap digunakan untuk dilakukan persemaian

-       Benih yang telah di seleksi
-       Cruiser 35 FS
-       Ember
-       Karung goni


b.    Perlakuan benih dengan PGPR
1.    Rendam benih yang telah terseleksi dalam larutan PGPR 10ml/liter selama 1 malam
2.    Tiriskan dan peram benih selama 2 x 24 jam
3.    Benih siap digunakan untuk dilakukan persemaian

-       Benih yang telah di seleksi
-       PGPR
-       Ember
-       Karung goni


c.    Cara membuat PGPR
1.    Satu genggam akar bambu beserta tanah,masukkan dalam air mineral 400cc .biarkan selama 3 hari. simpan di tempat yang sejuk.(sebagai sumber inoculum PGPR)
2.    Rebus semua bahan disamping selama 20 menit,dihitung dari pertama kali mendidih.
3.    Saring dan masukkan air rebusan kedalam wadah/jerigen yang steril
4.    Tunggu sampai dingin kurang lebih 24 jam.
5.    Masukkan air yang berisi inokulan PGPR dalam larutan media biak dan tutup rapat.
6.    Goyang-goyang media sesekali agar mikroba cepat berbiak.
7.    Buka tutup jerigen jika penuh dengan gas.
8.    PGPR jadi jika berbau harum khas tapai dan jerigen sudah tidak kembung lagi +- 7hari.
-       Biji kedelai   : 250 gram
-       Udang rebon  : 1 sendok teh
Gula pasir  : 1 sendok makan
-       Garam grosok  : 1 sendok makan
-       Air  : 1,5 liter




H. EVALUASI
   
     1. Bagaimana cara melakukan seleksi benih ?

     2. Bagaimana cara melakukan perlakuan benih yang baik ?
   







I. HASIL

7288452_f520         7288452_f520     7288452_f520

          ………………………….                                       …………………………..                              ……………………………



J. INFORMASI
  
Persiapan benih adalah persiapan bahan tanam yang memenuhi sebagai berikut :
A.  Mutu fisis
Mutu fisik benih ini berkaitan dengan kondisi fisik benih secara visual, seperti warna, ukuran, bentuk, bobot dan tektur permukaan kulit benih. Tolak ukur yang dijadikan kriteria adalah keseragaman. Sifat-sifat lain yang diamati adalah tingkat keutuhan benih (tolak ukur; tingkat kerusakan benih), tingkat kelembaban benih (tolok ukur; kadar air benih), dan tingkat kontaminasi benda lain (tolok ukur; kemurnian mekanis benih).
Kebernasan benih merupakan hal yang sangat penting, karena kebernasan menentukan banyak sedikitnya cadangan makanan selama persemaian dan Dari segi ukuran kebernasan benih dapat dilakukan dengan melakukan seleksi benih menggunakan air biasa atau larutan garam.
Pemilihan benih dengan larutan garam hanya dianjurkan untuk jenis padi Inhibrida, sedangkan pemilahan untuk padi hibrida cukup dengan air bersih saja

Kadar air benih padi sesuai dengan SNI adalah maximal 13%, kadar air ini sangat berhubungan erat dengan daya simpan. Untuk menguji kadar air benih biasanya dilakukan dengan alat pengukur air benih digital
        
Alat moisture tester digital



B.  Mutu fisiologis
Mutu fisiologis benih berkaitan dengan aktivitas perkecambahan benih, yang di dalamnya terdapat aktivitas enzim, reaksi-reaksi biokimia serta respirasi benih. Parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui mutu fisiologis benih ini adalah viabilitas benih serta vigor benih.
C. Mutu genetis
Mutu benih secara genetik ini barkaitan dengan susunan kromosom dan DNA benih serta jenis protein yang ada dalam benih, dengan tolak ukur kemurnian genetis benih. Selain itu, tolak ukur lain adalah kemurnian mekanis benih yaitu persentase kontaminasi jenis atau varietas lain. Varietas padi di release berdasarkan SK Menteri Pertanian, yang didalamnya memuat asal silangan, semua ciri fisik, kemampuan produksi dan ketahanan penyakit.
Di Indonesia kemurnian genetis ini sudah diatur dalam sistem sertifikasi benih, untuk menjamin konsumen mendapatkan varietas murni  sesuai dengan keinginannya. Dalam system sertifikasi disebutkan bahwa batas minimal campuran varietas lain adalah 0.5% dan benih murni minimum adalah 98%, campuran biji tanaman lain 0% dan campuran biji gulma 0%.
Dalam pemilihan varietas perlu diperhatikan adalah umur varietas dalam mempertimbangkan pola tanam. Ketahanan varietas terhadap OPT juga menjadi faktor pertimbangan untuk dapat bertahan di daerah endemik.
Klasifikasi benih di Indonesia di sertifikasi dengan label sebagai berikut:
1.    Benih Penjenis (Label Kuning)
2.    Benih Dasar (Label Putih)
3.    Benih Pokok (Label Ungu)
4.    Benih sebar (Label Biru)
 
http://kkcdn-static.kaskus.co.id/images/2012/11/20/3974781_20121120034922.jpg