Minggu, 01 Januari 2023

KERDIL RUMPUT DAN KERDIL HAMPA PENYEBAB PUSO






selalu waspasda pada KERDIL RUMPUT DAN KERDIL HAMPA PENYEBAB PUSO

Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) wereng batang cokelat pada padi kini semakin kompleks. Bukan hanya sebagai hama, WBC juga menjadi pembawa virus penyebab penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa yang akan menjadi masalah pada periode tanam berikutnya.   

Organisme Penggangu Tanaman (OPT) pada Padi memang menjadi momok menakutkan bagi para petani. Sebut saja wereng hijau yang menularkan penyakit tungro, wereng punggung putih yang membawa virus Southern Rice Black Streak Dwarf Virus  (SRBSDV) dan wereng batang coklat yang selain sebagai hama utama juga menularkan penyakit kerdil rumput dan kerdil hampa.  

Akademisi dari Departemen Hama dan Penyakit Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada, Dr. Ir. Sri Sulandari, SU menceritakan pengalamannya saat melakukan pengamatan di wilayah Klaten pada 2011, bahwa terjadi serangan wereng batang coklat yang sangat luas dan luar biasa hingga menyebabkan padi yang sudah masuk fase generatif menjadi kering.   

“Ini berlangsung sampai beberapa musim tanam, petani mengalami  kerugian yang sangat besar karena mengalami puso,” ungkap Sri saat menjadi pembicara pada Webinar Propaktani dengan tema “Kenali dan Kelola Virus Pada Tanaman Padi” tambah Sri


Gejala yang di temukan mirip dengan penyakit tungro, namun setelah dilakukan pengujian lebih lanjut serangan tersebut positi Rice Grassy Stunt (RGS) atau Kerdil Rumput. “Kalau tungro biasanya gejalanya kuning sampai oranye dan jumlah anakannya sedikit, tapi ini anakanya banyak,” tegasnya.  

Dijelaskan Sri, berdasarkan pengamatan di beberapa lokasi ada beberapa faktor yang berperan dalam hadirnya penyakit Kerdil Rumput dan Kerdil Hampa. Pertama pola tanam yang tidak serentak (dalam 1 hamparan ada yang masih pembibitan, tanam muda, ada yang periode mendekati panen). Kemudian sanitasi lahan tidak dilakukan khususnya pada bekas hamparan yang diserang wereng coklat .  

“Dengan sifat WBC yang sekali menghisap selama membawa virus dan siap menularkan maka tanpa disadari mereka masih ada. Dan sanitasi jangan hanya pada hamparan yang ditanami padi tetapi juga di pematang yang ditumbuhi gula dan tanaman lain yang bisa menjadi tempat singgah vector tadi,” ujarnya.

Selain itu juga ada faktor pengadan bibit dilakukan di area terserang WBC,Varietas yang ditanam rentan,

Vekotr/WBC infektif baik stadia dan populasinya, virus yang menginfeksi baik waktu infeksi dan tunggal/ganda, tidak dilakukannya monitoring pertanaman dan lingkungan, hingga faktor petani yang belum mengetahui penyebab dan kurang peduli serta tidak adanya pengamatan secara mandiri .

Gejala penyakit Kerdil Hampa atau Kerdil Rumput terdiri dari beberapa ciri seperti tumbuh sangat kerdil menyerupai rumput, jumlah anakan yang lebih banyak, warna rumpun kuning pucat (kuning agak orange) namun ada juga yang tetap berwarna hijau.

Pada helai daun terlihat ciri menggulung kedalam dan kaku, kadang tampak bercak seperti karat, kecil dan pendek, mengalami malformasi (membentuk ranged dan galt), daun bendera memuntir dan bagian ujung helai daun membentuk spiral/menggulung. Sedangkan pada malai terlihat jumlah malai sedikit dan kadang tidak menghasilkan malai serta bulir hampa dan berwarna cokelat kehitaman.  

Kerdil hampa dan rumput disebabkan oleh spesiaes yang berbeda yaitu Rice Grassy Stunt Virus/RGSV untuk kerdil rumput dan Rice Ragged Stunt Virus/RRSV untul kerdil hampa. “Kedua virus bisa menginfeksi besama-sama pada rumpun yang sama, dan bila terjadi inveksi ganda maka gejala yang ditimbulkan juga menjadi parah,” tambahnya.  

Kedua penyakit tersebut hanya ditularkan oleh Wereng Batang Cokelat (WBC) secara resisten. Satu ekor WBC sudah dapat menularkan virus selama hidupnya, semua stadia nimfa sampai imago dapat menularkan virus juga Jantan dan betina dapat menularkan virus.

WBC yang infektif di pertanaman padi, bibit dan turiang, bila populasinya tinggi akan menyebar paling mudah ke pembibitan dan kemudian akan menjadi sumber unikulum utama dari bibit ditanam. “Beda lagi kalau dia melakukan permindahan secara aktif dengan nalurinya dia untuk mendapatkan tanaman muda dan mereka akan melakukan inakulasi tanaman. Untuk penyebaran pasif bisa dilakukan melalui  oleh lampu, kendaraan. alat transportasi, bibit, pakan ternak dan angin,” jelasnya.

Sri mengatakan pengelolaan penyakit Virus pada padi dapat dilakukan dengan mencegah timbulnya penyakit sejak sebelum tanam. Dimulai dari menggunakan varietas/jenis tahan, sanitasi lahan, kultur teknis seperti, benih sehat , tanam serentak hingga pemupukan seimbang.

Selain itu juga bisa dilakukan pengendalian vektor dengan agen hayati atau pestisida (nabati dan kimia). Rekayasa ekosistem dengan peningkatan Ketahanan tanaman dan meningkatkan populasi musuh alami, serta  melakukan monitoring lahan pertanaman padi. 

Pengelolaan tanaman terpadu sangat penting diterapkan untuk mencegah timbulnya penyakit kerdil. Dan untuk mencegah penyakit virus pada tanaman padi perlu dilakukan pengadaan bibit sehat secara bersama/kelompok  


Sumber: https://tabloidsinartani.com/detail//indeks/pangan/20506-Waspada-Kerdil-Rumput-dan-Kerdil-Hampa-Penyebab-Puso

Tidak ada komentar: