PROSEDUR OPERASIONAL PEMBUATAN BIOSAKA (S O P)
A. ALAT DAN BAHAN
1.
Persiapan Alat:
a. wadah (baskom/ember),
b. gayung
c. saringan
d. corong
e. gunting
f. botol/jerigen untuk wadah Biosaka
g. Handsprayer, Drone semprot
2.
Persiapan Bahan:
a.
Rumput-rumputan/daun-daunan yang sehat, sempurna, ukuran daun simetris,
tidak terkena hama/penyakit, tidak bolong-bolong, tidak jamuran, ujung
daun tidak kusam dan warna daun rata.
Ambil agak ke pucuk/daun masih hijau, boleh diambil
2-4 daun dengan batangnya.
b. Jangan ambil rumput yang berduri agar tidak melukai
tangan waktu meremas.
c.
Rumput-rumputan/daun-daunan yang juga bagus adalah yang tumbuh di tempat
ekstrim, tumbuh di pinggir jalan
kering dan berbatu, di dinding/di tembok, pegunungan berbatu, di tanah PH
rendah/masam, di lahan rawa dan air
genangan sepanjang tahun, tanaman buah/pohon tumbuh di pinggir jalan dan selalu berbuah saat musim buah tanpa
di pupuk, tanaman tumbuh di kadar garam tinggi, dan atau tanaman
tumbuh sehat sempurna
padahal tanaman lain di sekitar terserang hama, penyakit, jamur, dan lainnya.
d.
Memulai dengan berdoa dan memilih rumput/daun minimal 5 jenis dari rumput/daun sekitar pertanaman, jenis dan
warna rumput/daun bebas, tidak harus
standar/seragam karena setiap waktu dan tempat bisa berbeda-beda, memotong
rumput/daun bisa menggunakan tangan manual atau gunting.
e.
Banyaknya satu genggaman tangan untuk 1 wadah dalam satu kali pembuatan,
5% bahan dan 95% air atau sekitar 2,5 ons bahan rumput/daun dalam 5
liter air.
B. PROSES PEMBUATAN:
1. Meremas didahului berdoa dan dilakukan
dengan sabar, ikhlas,
sepenuh hati dan fokus.
2. Campurkan bahan dengan air bersih sebanyak
2-5 liter dalam wadah yang sudah disiapkan (tanpa campuran bahan
apa pun).
3. Lakukan
peremesan dengan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang pangkal bahan. Sekali meremas diikuti
sekali memutar/mengaduk air ke kiri. Tangan
kanan bergerak memutar air ke kiri (berlawanan arah jarum jam) sambil mengumpulkan bahan yang tercecer sambil tetap meremas.
4. Diremas
sampai selesai, tidak berhenti, tidak sampai hancur batangnya, tangan tidak boleh diangkat, tangan tetap di
dalam air dan tidak berganti orang. Lebih efektif pada saat meremas
bahan Biosaka dilakukan
secara bersama-sama dengan
kelompok dari pada membuat
sendiri-sendiri.
5. Meremas rumput
tidak boleh menggunakan blender, mesin, ditumbuk
tetapi harus menggunakan tangan, karena ada interaksi antara tangan dengan rumput sebagai makhluk hidup,
sebagaimana halnya membuat
cincau. Sehingga Biosaka
tidak bisa dibuat pabrikan dan diperjualbelikan, karena semua petani bisa membuat sendiri.
6. Peremasan dilakukan
sampai ramuan homogen.
Biosaka disebut homogen
karena menyatu antara air dengan saripati rumput/daun. Untuk larutan
mencapai homogen perlu waktu kisaran
10-20 menit.
7. Ciri-ciri visual bahwa Biosaka
disebut homogen: tidak mengendap, merata homogenitas
dalam botol mulai dari bagian atas, tengah dan bawah; tidak timbul gas, tidak ada butiran, bibir permukaan
membentuk pola cincin, ramuan Biosaka terlihat
pekat dan mengkilap/seolah berminyak, diterawang tidak bening, bisa berwarna hijau/biru/merah sesuai dengan
warna rumput/daun yang digunakan, jadi
ukuran homogen tidak ada kaitannya dengan warna Biosaka. Bagi Biosaka homogen
yang sempurna bisa disimpan hingga
5 tahun.
8. Kepekatan ramuan Biosaka dapat diukur dengan menggunakan alat Total Disolved Solid (TDS), harganya
murah dapat dibeli di toko maupun online. Mengukur
dengan TDS, pada saat sebelum
dan setelah diremas,
peningkatannya/deltanya, minimal
200 ppm, sebaiknya
di atas 300 ppm dan untuk menjadi homogen sempurna di atas 500 ppm, namun pada beberapa kasus angka TDS rendah pun bisa homogen begitupun
angka TDS yang tinggi belum tentu homogen.
Ukuran TDS ini bukan satu-satunya cara untuk mengukur Biosaka homogen, tetapi hanya alat bantu saja.
Masih banyak alat ukur yang lain, seperti dilihat visual ‘niteni’ atau metode kinesiologi, atau metode lainnya.
9. Selanjutnya ramuan
Biosaka disaring menggunakan alat saringan dan dimasukan ke dalam botol/jerigen menggunakan corong.
10. Ramuan
Biosaka bisa langsung diaplikasikan sesuai dengan dosis dan jadwal penyemprotan, sedangkan sisanya dapat disimpan. Wadah ramuan Biosaka
disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan
anak-anak. Untuk diketahui, ramuan Biosaka tidak
membahayakan bagi manusia,
hewan, tanaman.
C. APLIKASI PENYEMPROTAN
1.
Alat semprot harus bersih dari kandungan sisa pestisida, fungisida
dan herbisida.
2. Dosis
penyemprotan untuk padi dan jagung 40ml/tanki semprot (kapasitas tanki 15-16 liter). Untuk aneka kacang dan umbi 30ml/tanki dan hortikultura 10ml/tanki. Untuk satu hektar lahan sekali aplikasi cukup 2-4 tanki sprayer,
secara rinci terlampir.
3. Untuk
padi dan jagung, aplikasi pertama pada umur 7-10 HST dan dilanjutkan 7 kali semusim dengan interval penyemprotan 10-14 hari dan untuk sayuran
seminggu sekali.
4. Bagi
penggerak Biosaka yang belum mengaplikasikan Biosaka secara penuh pada tanaman (full organik), larutan
Biosaka dapat dicampur
dengan pupuk kimia,
pupuk organik/ pupuk hayati cair, dan pestisida dengan syarat
takaran konsentrasi pupuk kimia, pupuk organik cair dan
pestisida sedikit saja.
5. Penyemprotan
dilakukan dengan nozzle kabut di atas pertanaman, minimal 1 meter di atas tanaman, posisi nozzle menghadap
ke atas, tidak boleh diulang- ulang.
Bila penyemprotan tidak tepat (daun basah kena Biosaka, dosis berlebih) sehingga
berdampak daun menguning/menggulung atau lainnya, maka hari berikutnya dilakukan penyemprotan kembali
dengan cara yang benar dan sesuai dosis anjuran,
sehingga daun menjadi
pulih dalam waktu 24 jam. Apabila Biosaka
dicampur dengan pestisida, saat penyemprotan menggunakan APD lengkap.
6. Waktu penyemprotan bisa pagi/siang/sore dan sebaiknya pada sore hari saat ada angin sehingga
mudah menyemprot ngabut,
perhatikan cuaca dan arah menyemprot mengikuti arah mata angin.
7. Penyemprotan
cukup dari atas pematang dengan stik/gagang semprot dapat diperpanjang hingga 2-3 meter.
8. Aplikasi Biosaka
efektif bila dibuat
dan diaplikasikan di lokasi hamparan
insitu dari bahan rumput/daun disekitar. Jarak
efektif aplikasi maksimal 20 km dan untuk lahan
yang sudah berat/tidak sehat harus lebih dekat lagi. Biosaka tidak efektif diaplikasikan/dikirim antara
wilayah karena berbasis
pengenalan agroekosistem.
9. Cara memilih
rumput, meremas, menyemprot dan testimoni hasilnya
dapat dipelajari dari Youtube
ProPaktani dengan materi Biosaka, dan youtube lainnya semisal dengan ciri-ciri ada Pak Anshar, Prof Robert Manurung, dan lain-lain.
D. INFORMASI TAMBAHAN TENTANG
BIO-SAKA
1. Biosaka adalah Bio: hayati/tumbuhan, SAKA singkatan: selamatkan alam kembali ke alam, temuan/invention petani pak Muhamad
Ansar di Blitar yang sudah tercatat
di Kemenhumkam Nomor 000399067.
2. Manfaat
ramuan Biosaka: biaya nol rupiah/gratis petani membuat sendiri, tidak ada risiko kerugian bagi petani dan
tanaman, tidak beracun, menghemat biaya pupuk
kimia sintetis 50-70% dari biasanya dan pestisida kimiawi, sehingga petani biasanya pakai pupuk Rp3 juta/ ha/musim
(hemat pupuk 50-70% dari biasanya) dengan
menggunakan Biosaka cukup Rp0,3 - 1,5 juta/ha/musim. Biosaka ini juga meminimalisir/mengurangi serangan hama
penyakit, lahan menjadi subur, umur panen lebih pendek,
produktivitas dan produksi lebih bagus.
3. Pada awalnya Dinas Pertanian dan Pangan
Kabupaten Blitar, penyuluh
dan petani tidak percaya terhadap manfaat Biosaka,
dikira Air Ponari atau jampi-jampi dan hanya coba-coba
oleh beberapa petani.
Ternyata hasil produksinya bagus. Kadistan Blitar
perlu waktu 14 bulan untuk
percaya Biosaka setelah
melihat/mengamati sendiri di beberapa lokasi petani dan
melakukan uji coba bersama petani pada padi mengikuti proses mulai tanam hingga panen menggunakan aplikasi
Biosaka.
4. Penggunaan
Biosaka di Blitar mulai 2019 dan saat ini sudah lebih dari 12.000 Ha di 22 kecamatan dan sudah diterapkan
sekitar di 50 Kabupaten/Kota. Sudah dilakukan
demplot uji coba di Kab Blora, Sragen, Klaten, Grobogan, Karawang (Jatisari), dan lainnya. Di lokasi uji
coba demplot standing crop padi, jagung dan kedelai dengan menggunakan Biosaka hasil
panen lebih bagus dibandingkan tanpa
Biosaka, produksi lebih tinggi dengan hemat 50% pupuk kimia. Keragaan fisik batang, daun, pertumbuhannya berbeda
dari tanaman biasanya, lebih bagus dan
lebih besar, demplot terus dilaksanakan berkelanjutan di berbagai kabupaten di Pulau
Jawa dan luar Pulau Jawa.
5. Hasil
uji lab pada ramuan Biosaka menunjukkan kandungan hara makro-mikro rendah sehingga disimpulkan bahwa Biosaka
bukan pupuk dan bukan pestisida. Memang
kita semua juga tahu dari dulu bahwa rumput bukan pupuk, bukan menggantikan pupuk, bukan variasi
pupuk, bukan jenis makanan tanaman,
bukan memperbaiki pupuk, tetapi Biosaka
itu Elisitor yang memberikan signaling memperbaiki
tanaman dan ekosistem. Mari kita Ilmuwan riset memperhatikan bahwa Biosaka memperbaiki tanaman, sel-sel
tanaman, memperbaiki lahan dan ekosistemnya,
menjadikan harmoni.
6. Sebenarnya
selain ukuran homogen, masih ada ukuran kualitas Biosaka dengan ilmu Kinesiologi yang disebut Elisitor
Nuswantara Biosaka dengan ukuran koheren/harmoni. Sesuai ilmu Kinesiologi untuk membuat Biosaka
yang harmoni/koheren, harus
dilakukan oleh orang yang harmoni terlebih dulu, dan orang yang bisa disebut harmoni itu sudah ada ukurannya
tersendiri yaitu dilihat dari kenaikan
potensi sel tubuh. Untuk mencapai
tubuh yang harmoni
dan meningkatkan potensi
sel, prinsip dasarnya
adalah 5 Jangan:
marah, bete, cemas,
pesimis, dan negatif. Sebaliknya 5 harus: menghargai, iklas tulus,
bersyukur, optimis dan positif. Setiap hari lakukan
teknik jemur pagi jam 10 selama 10 menit. Perbaiki cara duduk, cara bernafas
kembali seperti bayi, ikhlas, rileks, dan enjoy. Apabila ini dilakukan secara rutin akan meningkatkan potensi
sel, kembali ke fitrah, stamina
semakin bagus. Dari sinilah kita akan mendapatkan mind, body, and soul yang koheran/harmoni, bahagia bersama (bintang5) sehingga akan dengan
cepat mencari rumput yang paripurna, dan meremas Elisitor
Nuswantara BIOSAKA yang koheren harmoni
7. Hasil
uji lab pada ramuan Biosaka menunjukkan adanya kandungan hormon, jamur dan bakteri yang tinggi, mengandung
PGPR, ZPT, MoL dan sejenisnya. Hasil
uji Lab Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS) bahwa Biosaka mengandung ester dan terpenoid
(bermanfaat mengendalikan hama dan penyakit
asal bakteri). Kandungan
tersebut hanya sebagai
pendukung Biosaka, sedangkan fungsi utama Biosaka sebagai Elisitor. Mari kita Ilmuwan riset
alur dan proses memproduksi ini, kita buktikan
Biosaka itu "produsen hormon, fungi/jamur, bakteri"
ini, bahkan ilmu lebih mendalam
lagi, Biosaka itu disebut elisitor
sebagai signaling bagus untuk pertumbuhan dan berproduksi.
8. Menurut
Prof. Robert Manurung dari ITB: Biosaka ini disebut elisitor dari ilmu epigenetic, sudah banyak riset,
jurnal-jurnal elisitor, dan sudah dilakukan kajian lanjut. Beberapa mahasiswa sudah/sedang melakukan penelitian dan terbuka luas bagi kampus,
dosen, mahasiswa, praktisi, peneliti untuk mengkaji
lebih mendalam sehingga menambah referensi keilmuan dan
agar menjadi bagian sehari-hari dalam diskusi
ilmiah di kampus.
Silahkan untuk riset ke Blitar yang sudah mengembangkan
Biosaka seluas 12.000 hektar di 22 kecamatan dan sudah mempraktekkan Biosaka selama 1-3 tahun untuk komoditas pangan,
hortikultura, perkebunan. Dua
peneliti ITB telah melakukan riset Biosaka di Blitar, Puslitanah dan IPB juga melakukan riset di
Blitar.
9. Bicara
soal Biosaka, hati-hati membandingkan tanaman dengan manusia. Kalau manusia
perlu asupan makanan,
tetapi tanaman melakukannya dengan fotosintesis. Biosaka bukan suplemen vitamin/booster untuk manusia, tapi Biosaka memperbaiki tanaman, ekosistem. Jadi
tanaman tidak harus pakai pupuk kimiawi secara berlebihan. Pupuk itu bukan
segalanya, hara tidak akan habis
di alam, ada proses simbiosis
dan ekosistem berjalan, gunakan
pupuk dengan hemat dan bijak.
Bukti/contoh bahwa unsur hara yang dibutuhkan tanaman tidak akan habis
dan tidak hanya berasal dari pupuk
kimia sintentis: (a) Tanaman hutan belantara itu tumbuh dan berbuah tanpa dipupuk, tanpa dirawat karena ada
proses hara dan proses alami
yang sudah steady state di hutan, (b) Budidaya
padi organik selama puluhan tahun mengandalkan
bahan-bahan/hara alami dan bisa menghasilkan
panen bagus, (c) Fakta lain rumput, gulma, termasuk rumput yang
berbatang dan berbunga, tanpa
dipupuk, dibabat berkali-kali tetap tumbuh dan subur. (d) Pohon rambutan, pisang, kelapa dan lainnya di
pekarangan, tetap tumbuh dan berbuah tanpa dipupuk
hanya mengandalkan bahan-bahan alami dari sekitarnya.
10. Mungkin ilmu kita yang terbatas, kita ketinggalan, sementara
fakta manfaat Biosaka
di lapangan sudah terbukti nyata.
Apakah fenomena tersebut
merupakan bagian misteri dari
aliran transmisi kinetis yang harus kita jawab secara ilmu, apakah rumput adalah nenek moyang tanaman
dan populasinya terbanyak di bumi. Cara meremas rumput dengan tangan berbeda hasilnya
bila dengan menggunakan mesin/blender, sehingga ramuan menjadi homogen,
koheren, harmoni (sementara
untuk kualitas Biosaka yang koheren dan harmoni sudah diketahui dari kinesiologi). Cara penyemprotan Biosaka dengan
ngabut ke udara berdampak langsung
pada daun dalam waktu sangat cepat 15 detik dan turun ke akar sehingga sel-sel akar semula lemah menjadi aktif dan
cerdas. Ini secara kinesiologi terukur,
tapi mari kita sebagai ilmuwan
bersama-sama menjawabnya.
11. Dari
pada berdebat dengan pendekatan ilmu masing masing dan beranggapan bahwa hara akan habis bila pupuk kimiawi
sintetis dikurangi, lahan terdegradasi jika
tidak dipupuk, tidak masuk akal di lahan tandus dengan Biosaka bisa tumbuh dengan baik, sementara kita belum pernah
mengukur neraca biomasa, belum pernah melihat
sendiri bahwa Biosaka
di tanah kapur
bisa berhasil dibanding
tanpa Biosaka. Dari pada berdebat bahwa rumput sehat
sempurna itu dianggap gulma tidak
bermanfaat, bahwa disemprot ngabut ke udara tidak masuk akal, sementara
pemahaman kita masih terbatas terhadap
ilmu elisitor, ilmu epigenetic,
kinesiologi, transmisi energi, neraca biomasa
dan lain lain.
12. Mari
kita bareng meneliti fenomena Biosaka dengan
pendekatan ilmu di luar uji lab hara,
hormon, jamur, bakteri, LCMS, PCR dan sejenisnya, karena sudah banyak dilakukan. Kalau pun tetap
dilakukan uji lab tersebut, cukup untuk level
skripsi S1 atau hanya sebagai uji pendukung dari riset mendalam lainnya.
Kita tidak hanya fokus dengan uji
metode Kimia Newton dan biologi dasar, tapi mari kita menggunakan ilmu epigenetic, elisitor, signaling, kinesiologi, transmisi
energi, neraca biomasa,
ekosistem dan lain-lain. Justru kami senang
bila ada metode
lain di luar metode tersebut untuk memperkaya keilmuan.
13. Ini mungkin
misteri, menjadi ilmu baru yang akan terus berkembang dan bermanfaat ke depan, mari kita tidak mengira-ngira, berandai-andai, mari mencoba Biosaka,
praktekkan, amati, diteliti mendalam, dan sebagian akan bisa menjawab dalam bentuk praktek-praktek
SDG's dan dalam rangka mewujudkan cita-cita
luhur bahwa tanah NUSANTARA menjadi LAND OF HARMONY dan Indonesia lumbung pangan dunia FEED THE
WORLD maksimal 2045. Lebih cepat
akan lebih baik, kuncinya kembangkan teknologi. Salam VIVA Nuswantara, VIVA Republik Indonesia.
©DITJEN TANAMAN PANGAN,
KEMENTAN (24/2/2023)
E. LAMPIRAN
1. PENGGUNAAN
BIOSAKA UNTUK TANAMAN
PADI
PENYEM- PROTAN |
UMUR TANAMAN |
DOSIS BIOSAKA |
KETERANGAN |
I |
8 HST |
40 ml |
Penyemprotan kabut,
tidak boleh basah |
II |
15 HST |
40 ml |
|
III |
22 HST |
40 ml |
|
IV |
32 HST |
40 ml |
|
V |
42 HST |
40 ml |
|
VI |
52 HST |
40 ml |
Untuk penambahan isi dapat ditambahkan pupuk hayati
(50ml) atau Biosaka yang terbuat
dari 2-4 buah pisang+air kelapa
dan dibuat dengan proses
Biosaka |
VII |
62 HST |
40 ml |
*Dosis untuk
setiap sprayer 16 liter, minimal
untuk lahan 200 ru/2800m2
PESEMAIAN PADI
APLIKASI |
UMUR TANAMAN |
DOSIS BIOSAKA |
I |
Perendaman Benih |
10 ml/10
Liter Air |
II |
2 hari sebelum pindah tanam disemprot Biosaka |
20 ml/tangki |
*satu tangki
sprayer isi 16 liter minimal
untuk lahan 200 ru/2800m2
2. PENGGUNAAN
BIOSAKA UNTUK TANAMAN
JAGUNG & SORGUM
PENYEM- PROTAN |
UMUR TANAMAN |
DOSIS BIOSAKA |
KETERANGAN |
I |
8 HST |
40 ml |
Penyemprotan kabut,
tidak boleh basah |
II |
18 HST |
40 ml |
|
III |
28 HST |
40 ml |
|
IV |
38 HST |
40 ml |
|
V |
48 HST |
40 ml |
|
VI |
58 HST |
40 ml |
Untuk penambahan isi dapat ditambahkan pupuk hayati
(50ml) atau Biosaka yang terbuat
dari 2-4 buah pisang+air kelapa
dan dibuat dengan proses
Biosaka |
VII |
68 HST |
40 ml |
*Dosis untuk
setiap sprayer 16 liter, minimal
untuk lahan 200 ru/2800m2
3. PENGGUNAAN
BIOSAKA UNTUK KEDELAI DAN ANEKA KACANG
PENYEM- PROTAN |
UMUR TANAMAN |
DOSIS BIOSAKA |
KETERANGAN |
I |
8 HST |
30 ml |
Penyemprotan kabut,
tidak boleh basah |
II |
18 HST |
30 ml |
|
III |
28 HST |
30 ml |
|
IV |
38 HST |
30 ml |
|
V |
48 HST |
30 ml |
|
VI |
58 HST |
30 ml |
Untuk penambahan isi dapat ditambahkan pupuk hayati (50ml) atau Biosaka yang terbuat dari 2-4 buah pisang+air kelapa
dan dibuat dengan proses Biosaka |
VII |
68 HST |
30 ml |
*Dosis untuk setiap sprayer 16 liter, minimal untuk lahan 200 ru/2800m2
4. PENGGUNAAN
BIOSAKA UNTUK UBI JALAR DAN PORANG
PENYEM- PROTAN |
UMUR TANAMAN |
DOSIS BIOSAKA |
KETERANGAN |
I |
8 HST |
15 ml |
Penyemprotan kabut,
tidak boleh basah |
II |
18 HST |
15 ml |
|
III |
28 HST |
15 ml |
|
IV |
38 HST |
15 ml |
|
V |
48 HST |
15 ml |
|
VI |
58 HST |
15 ml |
Untuk penambahan isi dapat ditambahkan pupuk hayati (50ml) atau Biosaka yang terbuat dari 2-4 buah pisang+air kelapa
dan dibuat dengan proses Biosaka |
VII |
68 HST |
15 ml |
*Dosis untuk setiap sprayer 16 liter, minimal untuk lahan 200 ru/2800m2
5. PENGGUNAAN BIOSAKA UNTUK UBI KAYU (SINGKONG)
PENYEM- PROTAN |
UMUR TANAMAN |
DOSIS BIOSAKA |
KETERANGAN |
I |
30 HST |
30 ml |
Penyemprotan kabut, tidak
boleh basah |
II |
60 HST |
30 ml |
|
III |
90 HST |
30 ml |
|
IV |
120 HST |
30 ml |
|
V |
150 HST |
30 ml |
|
VI |
180 HST |
50 ml |
Untuk penambahan isi dapat ditambahkan pupuk hayati (50ml) atau Biosaka yang terbuat
dari 2-4 buah pisang+air kelapa
dan dibuat dengan
proses Biosaka |
VII |
210 HST |
50 ml |
|
VIII |
240 HST |
50 ml |
|
IX |
270 HST |
50 ml |
*Dosis untuk setiap
sprayer 16 liter, minimal untuk
lahan 200 ru/2800m2
* Setelah
usia 5 bulan, boleh disemprot
ke tanah disekitar pangkal batang dengan
dosis 50ml biosaka+2
sendok MKP/tangki
6. PENGGUNAAN BIOSAKA UNTUK CABAI & SAYURAN
*Dosis untuk setiap
sprayer 16 liter, minimal untuk
lahan 200 ru/2800m2
7. PENGGUNAAN BIOSAKA
UNTUK BAWANG MERAH
PENYEM- PROTAN |
UMUR TANAMAN |
DOSIS BIOSAKA |
KETERANGAN |
I |
5 HST |
10 ml |
Penyemprotan kabut, tidak
boleh basah |
II |
10 HST |
15 ml |
|
III |
15 HST |
15 ml |
|
IV |
20 HST |
20 ml |
|
V |
25 HST |
20 ml |
|
VI |
30 HST |
25 ml |
|
VII |
35 HST |
25 ml |
Untuk penambahan isi dapat ditambahkan pupuk hayati (50ml) atau Biosaka yang terbuat
dari 2-4 buah pisang+air kelapa
dan dibuat dengan
proses Biosaka |
VIII |
40 HST |
25 ml |
|
IX |
45 HST |
25 ml |
|
X |
50 HST |
25 ml |
|
XI |
55 HST |
25 ml |
|
XII |
60 HST |
25 ml |
|
XIII |
65 HST |
25 ml |
*Dosis untuk setiap
sprayer 16 liter, minimal untuk
lahan 150 ru/2100m2
** Perendaman benih gunakan biosaka
sebanyak 10 ml
8. PENGGUNAAN BIOSAKA UNTUK TANAMAN BUAH DAN PERKEBUNAN
TANAMAN |
CARA APLIKASI
BIOSAKA |
Tanaman Sawit, Karet, Durian,
Alpukat, dan tanaman tahunan/buah musiman lain yang masih terjangkau dengan penyemprotan daun. |
Dilakukan penyemprotan dengan
dosis 30ml/tangki dengan
interval minimal 15 hari sekali,
atau paling lama 2 bulan
sekali. Penyemprotan dengan pengkabutan
tidak boleh basah. |
Untuk Tanaman Sawit, Karet,
Durian, Alpukat, dan tanaman tahunan/buah musiman lain yang sudah
tinggi/tidak memungkinkan semprot
daun |
Penyemprotan dilakukan pada bagian bawah tanaman dengan dosis 100ml- 200ml/tangki. Dengan penyemprotan 5- 8 tangki
untuk luasan 1 hektar dilakukan pada interval 2-4 bulan sekali. Nb: untuk semprot
media bawah tanaman
boleh ditambahkan pupuk
kimia maksimal 5 sendok makan. Untuk penambahan isi dapat ditambahkan pupuk hayati (50ml)
atau Biosaka yang terbuat
dari 2-4 buah pisang+air kelapa dan dibuat dengan SOP Biosaka |
*Dosis untuk setiap
sprayer 16 liter,
minimal untuk lahan
2000 ru/2800m2 |
9. PENGGUNAAN BIOSAKA UNTUK TEBU
TANAMAN |
CARA APLIKASI
BIOSAKA |
Perlakuan Biosaka untuk tanaman Tebu |
Penyemprotan dilakukan dengan dosis 40ml biosaka + 1 sendok
NPK/tangki 15 liter. Penyemprotan dengan pengkabutan tidak boleh basah
dengan interval 15 hari sekali. Nb: Penyemprotan dengan
pengkabutan dilakukan sampai petani memungkinkan untuk menyemprot dilahan
tebu tersebut (mempertimbangkan kerapatan populasi
tebu). Apabila tanaman sudah tinggi/menjelang panen dilakukan penyemprotan lanjutan dicampur dengan pupuk hayati (50ml) atau
Biosaka yang terbuat dari 2-4 buah pisang+air kelapa
dan dibuat dengan
SOP Biosaka |
*Dosis untuk setiap
sprayer 16 liter,
minimal untuk lahan
200 ru/2800m2 |
Formulir
ini diisi untuk pendataan pelatihan dan penerapan Biosaka di tingkat petani dan
petugas, baik di tingkat Kab/Kota maupun Provinsi. Aplikasi
online untuk melaporkan aktivitas Biosaka dapat diakses di link
berikut ini:
https://apps.tanamanpangan.pertanian.go.id/apps/satudata/
Cara mendaftar, log in dan input data dapat membaca
Panduan Aplikasi Biosaka
terlampir.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan
Jl. Aup Blok 3 No.20, RT.14/RW.5, Ps. Minggu, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12520
Manual
Book
2022
Komunitas Biosaka V.8.22
Dokumen ini berguna untuk membantu pengguna dalam menggunakan aplikasi dalam proses aktivitas komunitas
Biosaka.
2
Daftar Isi
Web 3
Android 4
Iphone 4
Menu Lainnya 10
Akses Cepat 11
Pencarian 12
Layar Penuh 13
Aplikasi Smartphone 14
Notifikasi 15
Pengaturan 16
Profil 17
Menu Samping 18
Tambah Data 19
Isi Form 20
Riwayat Data 21
Persiapan
3
Akses
Aplikasi
Web
Aplikasi dapat diakses pada Browser yang sudah terinstall, seperti Google Chrome dan Mozilla
Firefox. Pada bagian tab bar, pengguna dapat memasukan link akses yaitu: https://apps.tanamanpangan.pertanian.go.id/apps/satudata/
4
Android
Pengguna dapat mengakses aplikasi melalui perangkat android melalui Browser
masing-masing.
5
Iphone
Seperti halnya dengan Laptop,
pada perangkat Iphone
dapat diakses melalui
browser Safari dengan cara memasukan
link yang tersedia.
6
Pengguna
Aplikasi memiliki pembagian pengguna sesuai dengan hak akses
masing-masing. Mulai dari pengguna
dinas dan juga petugas lapangan. Adapun tipe pengguna yang dapat mengakses aplikasi
antara lain:
No |
Nama |
Keterangan |
Tambah |
Ubah |
Hapus |
Approval |
1 |
Administrator |
Super Admin |
Ya |
Ya |
Ya |
Ya |
2 |
Pusat |
Petugas di Ditjen TP |
Tidak |
Tidak |
Tidak |
Ya |
3 |
Petugas Dinas Provinsi |
Petugas di Dinas Provinsi |
Tidak |
Tidak |
Tidak |
Ya |
4 |
Petugas
Dinas Kabupaten / Kota |
Petugas di Dinas Kabupaten / Kota |
Ya |
Ya |
Ya |
Ya |
5 |
Umum |
Anggota Komunitas |
Ya |
Ya |
Ya |
Tidak |
Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya bahwa memiliki pembagian
hak akses tiap pengguna
yang dapat mengakses aplikasi . Hak akses berguna guna menentukan hak dan kewajiban
tiap akun agar tidak menyalahi aturan dan proses
bisnis yang berlaku.
7
Halaman Awal
Login
Menu ini digunakan
sebagai portal masuk oleh pengguna sebelum ditampilkan menu utama. Pada menu Login akan disuguhkan form
Username dan Password yang perlu diisi agar sistem dapat melakukan identifikasi akun.
8
Register
Menu ini digunakan untuk mendaftar
sebagai pengguna baru. Pengguna baru ditujukan kepada para penyuluh. Pengguna perlu mengisi area provinsi sesuai
domisili, username yaitu nomor whatsapp,
serta password yang berguna untuk melindungi akun dari pengguna yang tidak semestinya.
9
Lupa Password
Menu ini digunakan untuk memfasilitasi pengguna yang kesulitan
dalam melakukan proses Login. Pengguna
dapat mengisi username
atau nomor whatsapp
yang sudah didaftarkan sebelumnya
pada akun terkait. Link pemulihan akan masuk pada chat whatsapp pengguna tersebut. Proses selanjutnya pengguna
dapat melakukan reset password dengan klik link yang sudah dikirimkan.
10
Halaman Utama
Menu Atas
Bagian ini digunakan untuk melihat informasi
notifikasi dan profil tiap akun.
Adapun submenu daripada tiap akun adalah sebagai berikut:
Menu Lainnya
Submenu lainnya
berisi link menuju website
resmi Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan kontak
yang dapat dihubungi.
11
Akses Cepat
Submenu ini merupakan informasi yang dapat digunakan oleh
pengguna untuk mengetahui informasi
secara lebih cepat, disamping dapat juga memilih menu pada bilah sebelah kiri halaman
aplikasi.
12
Pencarian
Submenu ini dapat digunakan
oleh pengguna untuk mencari informasi
seputar kegiatan, petugas,
dan lain sebagainya lingkup Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan.
13
Layar Penuh
Submenu ini dapat digunakan pengguna untuk melebarkan tampilan
aplikasi agar dapat terlihat penuh pada layar komputer.
14
Aplikasi Smartphone
Submenu ini berisi beberapa
aplikasi yang sudah dirilis di Play Store. Pengguna dapat mengunduh aplikasi
tersebut pada perangkat android masing-masing.
15
Notifikasi
Submenu ini
merupakan informasi yang dapat digunakan oleh pengguna untuk mengetahui notifikasi
apa saja yang sudah dikirimkan oleh sistem. Notifikasi
ini relate dengan yang dikirimkan kepada kontak WhatsApp
pengguna.
16
Pengaturan
Submenu ini digunakan untuk mengatur tema pada aplikasi.
Pengguna dapat menentukan warna dan layout sesuai kehendak masing-masing.
17
Profil
Submenu profil
dapat digunakan pengguna untuk merubah identitas pribadi, mulai dari nama hingga
kontak yang dapat
dihubungi, dan lain sebagainya.
Pengguna yang hendak keluar dari aplikasi dapat klik pada
submenu ini. Diharapkan bilamana selesai melakukan proses penggunaan aplikasi,
pengguna hendaknya melakukan
Logout untuk mengurangi tindakan akses yang tidak bertanggung jawab.
18
Cara
Pelaporan
Bagian ini digunakan untuk melakukan pelaporan
kegiatan pada aplikasi.
Adapun tahapan adalah sebagai berikut:
Menu Samping
Submenu samping
terdiri menjadi dua bagian, yakni group dan
detil. Pengguna dapat memilih
group pelaporan. Kemudian meng-klik submenu “aktivitas komunitas Biosaka”
19
Tambah Data
Akan muncul tampilan seperti dibawah ini. Silahkan klik tombol “Create” berwarna
hijau.
20
Isi Form
Form isian akan muncul, pengguna
dapat mengisi sesuai dengan lokasi yang hendak diikutsertakan dalam lomba. Harap diisi semua agar diperoleh
informasi yang selengkap
mungkin.
21
Riwayat Data
Data yang sudah terisi dapat dilihat pada tabel riwayat dibawah ini.
22
Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan
Jl. Aup Blok 3 No.20, RT.14/RW.5, Ps. Minggu, Kec. Ps. Minggu,
Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12520
Terima Kasih
Komunitas Biosaka V.1
Dokumen ini berguna untuk membantu pengguna dalam menggunakan aplikasi dalam proses aktivitas komunitas
Biosaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar