Gambar: Abdul Rohman, Penyuluh Pertanian THL-TBPP BPK SUKOLILO KAB.PATI- JATENG
Pengendalian Dan Pencegahan
Bulai pada Tanaman Jagung
Jagung merupakan komoditas penting dan memiliki nilai strategis dalam
penyediaan pangan dan peningkatan perekonomian nasional. Jagung memiliki
beragam kegunaan dan penggunaan baik secara langsung sebagai sumber
pangan atau juga secara tidak langsung sebagai bahan baku industri.
Pengembangan komoditas jagung dalam kaitannya dengan peningkatan
produksi dan produktivitas masih terkendala adanya organisme pengganggu
pada tanaman jagung. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman jagung
adalah bulai. Penyakit bulai disebabkan
oleh cendawan Peronosclerospora spp.
Bulai merupakan salah satu
penyakit pada tanaman jagung yang paling sulit dikendalikan dan
seringkali menyebabkan penurunan hasil jagung hingga 100% ketika
menyerang pada 1-14 MST.
Pengendalian menjadi sangat penting dilakukan untuk meminimalisir atau
bahkan menghilangkan kehilangan hasil akibat penyakit bulai. Beberapa
cara pencegahan atau pengendalian penyakit bulai antara lain
1. Pengendalian pra tanam dengan fungsisida berbahan aktif metalaksil
Benih jagung hibrida dan bersari bebas yang sudah dipasarkan umumnya
sudah diberi fungisida ridomil atau saromil yang berbahan aktif
metalaksil. Metalaksil adalah senyawa kimia yang tergolong golongan
asilalanin yang mampu melindungi benih jagung terhadap bibit penyakit,
termasuk jamur penyebab penyakit bulai. Pada tahun 80 an, fungisida
berbahan aktif metalaksil efektif dalam mengendalikan penyakit bulai.
Namun, pada saat ini, ketika fungisda tersebtu telah digunakan lebih
dari 20 tahun, terjadi resistensi cendawan terhadap metalaksil sehingga
efektifitas fungisida tersebut menurun. Di Kabupaten Bangkayang,
Kalimantan Timur, fungisida berbahan aktif metalaksil sudah tidak
efektif lagi dalam mengendalikan penyakit bulai.
2. Menanam varietas unggul tahan bulai
Cara ini termasuk cara yang mudah, murah, dan aman bagi lingkungan. Saat
ini sudah terdapat beberapa varietas jagung yang toleran dan bahkan
tahan terhada serangan cendawan penyebab bulai. Beberapa varietas yang
memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai yang lebih tinggi.
3. Menanam pada waktu yang tepat
Tanaman jagung paling rentan terkena bulai pada saat tanaman mulai
berkecambah hingga tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. Penyakit
bulai banyak berkembang pada waktu peralihan musim dari kemarau ke musim
penghujan atau juga sebaliknya. Oleh karena itu, diupayakan pada saat
terjadi peralihan musim, tanaman jagung sudah berumur lebih dari satu
bulan.
Teknologi Pengendalian
Bulai pada Tanaman Jagung
Permasalahan yang dijumpai pada daerah yang berbasis jagung adalah adanya
serangan penyakit bulai pada tanaman jagung, rendahnya produktivitas tanaman
sayuran, tanaman padi dan lada dan masalah perkandangan pada ternak sapi. Untuk
mengendalikan penyaklit Bulai pada tanaman jagung dilakukan dengan rotasi
tanaman, menggunakan bibit unggul dan perbaikan budidaya dan pasca panen,
sedangkan peningkatan pendapatan dapat dilakukan dengan usahatani terpadu,
dalam hal ini yang menguntungkan adalah jagung ternak sapi, sayuran, padi dan
lada juga dengan pengolahan produk pertaniannya.
Kerugian akibat serangan penyakit bulai pada tanaman jagung sebanding
dengan penurunan produktivitasnya artinya bila serangan bulai mencapai 50 %
maka mengakibatkan penurunan produktivitasnya sebesar 50 %.
Hasil Survey (2007) bahwa sekitar 80 – 90 % tanaman jagung terserang penyakit bulai, hal ini disebabkan karena penggunaan lahan secara terus menerus (intensif) sehingga menyebabkan terjadinya serangan bulai. Menurut (Wasman, 2008) bahwa untuk mengatasi penyakit bulai perlu dilakukan penanaman serempak, eradikasi tanaman dan penanaman varietas tahan bulai.
Hasil Survey (2007) bahwa sekitar 80 – 90 % tanaman jagung terserang penyakit bulai, hal ini disebabkan karena penggunaan lahan secara terus menerus (intensif) sehingga menyebabkan terjadinya serangan bulai. Menurut (Wasman, 2008) bahwa untuk mengatasi penyakit bulai perlu dilakukan penanaman serempak, eradikasi tanaman dan penanaman varietas tahan bulai.
PROSEDUR
- Benih sebelum ditanam, dicampur dengan Seromil yang dilarutkan dengan air untuk mencegah terserang bulai.
- Penanaman : jarak tanam 75 x 40 cm dengan 2 biji/lubang.
- Varietas : tahan terhadap bulai
- Pemupukan : Urea 300, SP36 100, KCl 100 kg/ha dan pupuk organik 2 – 3 ton/ha
·
- Pupuk urea diberikan 25 % pada saat 7-10 hari setelah tanam (hst). 50 % pada saat umur 28 -30 hst dan sisanya 40-45 hst
- Pupuk SP-36 seluruhnya pada saat 7-10 hst
- Pupuk KCL diberikan 75 % 7-10 hst dan sisanya 28 -30 hst . Setelah pupuk ditabur dalam larikan, ditutup kembali dengan tanah untuk menghindari kehilangan pupuk melalui penguapan dan air hujan.
- Pemeliharaan Tanaman
- Penjarangan dan penyulaman dilakukan ketika tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam.
- Jumlah tanaman yang disisakan setelah penjarangan adalah dua batang per rumpun.
- Tanaman yang disisakan adalah yang paling baik pertumbuhannya.
- Penyiangan :
- Penyiangan dapat dilakukan dengan ditebas atau herbisida
- Dilakukan pada saat tanaman berumur 14 – 20 hst.
- Alat yang digunakan: kored atau cangkul kecil.
- Penyemprotan herbisida dilakukan dengan dosis 2 liter/ha
- Pengendalian Hama
- Hama utama yang menyerang tanaman jagung adalah ulat bibit, penggerek batang dan tongkol.
- Dapat dikendalikan dengan Carbufuron.
- Bila hama penggerek batang diberi 3-4 butir Carbufuron/ tanaman.
REKOMENDASI
Penyebab Mewabahnya Penyakit Bulai :
Penyebab Mewabahnya Penyakit Bulai :
- Penanaman varietas jagung rentan bulai
- Penanaman jagung berkesinambungan
- Efektivitas fungisida rendah akibat dosis dikurangi atau dipalsukan
- Cara aplikasi fungisida tak sesuai
- Tidak adanya tindakan eradikasi
- Adanya resistensi bulai terhadap metalaksil
- Peningkatan virulensi bulai terhadap tanaman Jagung
Rekomendasi Pengendalian Bulai
- Menekan sumber inokulum dengan periode bebas tanaman jagung
- Penanaman serempak pada areal luas
- Menanam varietas jagung tahan bulai
- Eradikasi tanaman jagung terkena bulai
Manfaat tanam serempak dan periode bebas jagung
- Tanaman sumber inokulum tidak ada lagi
- Peronosclerospora sp.(Obligat) mati krn hanya bisa hidup pada tanaman jagung hidup. Belum diketahui tanaman inang lainnya.
- Kemungkinan sangat kecil terjadi serangan bulai, lebih-lebih dipadukan dgn varietas tahan dan eradikasi tanaman terinfeksi.
- Penyakit bulai dapat punah di daerah yang melaksanakan periode bebas tanaman jagung.
semoga bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar