Kamis, 30 Juli 2015

Pengendalian Dan Pencegahan Bulai pada Tanaman Jagung

Gambar: Abdul Rohman, Penyuluh Pertanian THL-TBPP  BPK SUKOLILO KAB.PATI- JATENG

 

 

 

 

Pengendalian Dan Pencegahan

 Bulai pada Tanaman Jagung

Jagung merupakan komoditas penting dan memiliki nilai strategis dalam penyediaan pangan dan peningkatan perekonomian nasional. Jagung memiliki beragam kegunaan dan penggunaan baik secara langsung sebagai sumber pangan atau juga secara tidak langsung sebagai bahan baku industri. Pengembangan komoditas jagung dalam kaitannya dengan peningkatan produksi dan produktivitas masih terkendala adanya organisme pengganggu pada tanaman jagung. Salah satu penyakit yang menyerang tanaman jagung adalah bulai. Penyakit bulai disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora spp. 
Bulai merupakan salah satu penyakit pada tanaman jagung yang paling sulit dikendalikan dan seringkali menyebabkan penurunan hasil jagung hingga 100% ketika menyerang pada 1-14 MST. 
Pengendalian menjadi sangat penting dilakukan untuk meminimalisir atau bahkan menghilangkan kehilangan hasil akibat penyakit bulai. Beberapa cara pencegahan atau pengendalian penyakit bulai antara lain
1. Pengendalian pra tanam dengan fungsisida berbahan aktif metalaksil
Benih jagung hibrida dan bersari bebas yang sudah dipasarkan umumnya sudah diberi fungisida ridomil atau saromil yang berbahan aktif metalaksil. Metalaksil adalah senyawa kimia yang tergolong golongan asilalanin yang mampu melindungi benih jagung terhadap bibit penyakit, termasuk jamur penyebab penyakit bulai. Pada tahun 80 an, fungisida berbahan aktif metalaksil efektif dalam mengendalikan penyakit bulai. Namun, pada saat ini, ketika fungisda tersebtu telah digunakan lebih dari 20 tahun, terjadi resistensi cendawan terhadap metalaksil sehingga efektifitas fungisida tersebut menurun. Di Kabupaten Bangkayang, Kalimantan Timur, fungisida berbahan aktif metalaksil sudah tidak efektif lagi dalam mengendalikan penyakit bulai.
2. Menanam varietas unggul tahan bulai
Cara ini termasuk cara yang mudah, murah, dan aman bagi lingkungan. Saat ini sudah terdapat beberapa varietas jagung yang toleran dan bahkan tahan terhada serangan cendawan penyebab bulai. Beberapa varietas yang memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai yang lebih tinggi.
3. Menanam pada waktu yang tepat
Tanaman jagung paling rentan terkena bulai pada saat tanaman mulai berkecambah hingga tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. Penyakit bulai banyak berkembang pada waktu peralihan musim dari kemarau ke musim penghujan atau juga sebaliknya. Oleh karena itu, diupayakan pada saat terjadi peralihan musim, tanaman jagung sudah berumur lebih dari satu bulan.

 




Teknologi Pengendalian
Bulai pada Tanaman Jagung

Permasalahan yang dijumpai pada daerah yang berbasis jagung adalah adanya serangan penyakit bulai pada tanaman jagung, rendahnya produktivitas tanaman sayuran, tanaman padi dan lada dan masalah perkandangan pada ternak sapi. Untuk mengendalikan penyaklit Bulai pada tanaman jagung dilakukan dengan rotasi tanaman, menggunakan bibit unggul dan perbaikan budidaya dan pasca panen, sedangkan peningkatan pendapatan dapat dilakukan dengan usahatani terpadu, dalam hal ini yang menguntungkan adalah jagung ternak sapi, sayuran, padi dan lada juga dengan pengolahan produk pertaniannya.

Kerugian akibat serangan penyakit bulai pada tanaman jagung sebanding dengan penurunan produktivitasnya artinya bila serangan bulai mencapai 50 % maka mengakibatkan penurunan produktivitasnya sebesar 50 %.
Hasil Survey (2007) bahwa sekitar 80 – 90 % tanaman jagung  terserang penyakit bulai, hal ini disebabkan karena penggunaan lahan secara terus menerus (intensif) sehingga menyebabkan terjadinya serangan bulai.  Menurut (Wasman, 2008) bahwa untuk mengatasi penyakit bulai perlu dilakukan penanaman serempak, eradikasi tanaman dan penanaman varietas tahan bulai.



PROSEDUR
  1. Benih sebelum ditanam, dicampur dengan Seromil yang dilarutkan dengan air  untuk mencegah terserang bulai.
  2. Penanaman : jarak tanam 75 x 40 cm dengan 2 biji/lubang.
  3. Varietas : tahan terhadap bulai 
  4. Pemupukan : Urea 300, SP36 100, KCl 100 kg/ha dan pupuk organik 2 – 3 ton/ha
·          
    • Pupuk urea diberikan 25 % pada saat 7-10 hari setelah tanam (hst). 50 % pada saat umur 28 -30 hst dan sisanya 40-45 hst
    • Pupuk SP-36 seluruhnya pada saat 7-10 hst
    • Pupuk KCL diberikan 75 % 7-10 hst  dan sisanya 28 -30 hst . Setelah pupuk ditabur dalam larikan, ditutup kembali dengan tanah untuk menghindari kehilangan pupuk melalui penguapan dan air hujan.
  1. Pemeliharaan Tanaman
  • Penjarangan dan penyulaman dilakukan ketika tanaman berumur 1-2 minggu setelah tanam.
  • Jumlah tanaman yang disisakan setelah penjarangan adalah dua batang per rumpun.
  • Tanaman yang  disisakan adalah yang paling baik  pertumbuhannya.
  • Penyiangan :
    • Penyiangan dapat dilakukan dengan ditebas atau herbisida
    • Dilakukan pada saat tanaman berumur 14 – 20 hst.
    • Alat yang digunakan: kored atau cangkul kecil.
    • Penyemprotan herbisida dilakukan dengan dosis 2 liter/ha
  • Pengendalian Hama
  • Hama utama yang menyerang tanaman jagung adalah ulat bibit, penggerek batang dan tongkol.
  • Dapat dikendalikan dengan Carbufuron.
  • Bila hama penggerek batang diberi 3-4 butir Carbufuron/ tanaman.

REKOMENDASI
Penyebab Mewabahnya Penyakit Bulai :
  • Penanaman varietas jagung rentan bulai
  • Penanaman jagung berkesinambungan
  • Efektivitas fungisida rendah akibat dosis dikurangi atau dipalsukan
  • Cara aplikasi fungisida tak sesuai
  • Tidak adanya tindakan eradikasi
  • Adanya resistensi bulai terhadap metalaksil
  • Peningkatan virulensi bulai terhadap tanaman Jagung
Rekomendasi Pengendalian Bulai
  • Menekan sumber inokulum dengan periode bebas tanaman jagung
  • Penanaman serempak pada areal luas
  • Menanam varietas jagung tahan bulai
  • Eradikasi tanaman jagung terkena bulai
Manfaat tanam serempak dan periode bebas jagung
  • Tanaman sumber inokulum tidak ada lagi
  • Peronosclerospora sp.(Obligat) mati krn hanya bisa hidup pada tanaman jagung hidup. Belum diketahui tanaman inang lainnya.
  • Kemungkinan sangat kecil terjadi serangan bulai, lebih-lebih dipadukan dgn varietas tahan dan eradikasi tanaman terinfeksi.
  • Penyakit bulai dapat punah di daerah yang melaksanakan periode bebas tanaman jagung.

semoga bermanfaat..

Tidak ada komentar:

MC PENGAJIAN BAHASA JAWA

MC PENGAJIAN BAHASA JAWA Assalaamu’alaikum Wr.Wb Ingkang kinabekten panjenegan ipun Habib Hilmy Basyuroh sakeng pati Ingkang kin...