JANGAN BERBURUK SANGKA (SU'UDZON)
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur
saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan kenikmatan
yang luar biasa kepada kita semua, Salam serta salawat tak lupa pula
saya tujukan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw Beliaulah sebaik-baik suri tauladan bagi kita.
Alhamdulillah hari ini saya masih dapat menulis hal-hal yang berhubungan dengan islam dan tentang akhlak, dimana setiap hari kita menjalaninya, kali ini saya akan membahas tentang larangan berburuk sangka (su'udzon) dalam ajaran Islam, Saudaraku sekalian Rasulullah Saw Bersabda :
Qaala Rasulullah Saw :
"Iyyaakum Wazhzhanna Fa Innazhzhanna Akdzabul Hadiistsi Walaa
Tahassasuu Walaa Tajassasuu Walaa Tanaa Jasyuu Walaa Tahaasadul Walaa
Tabaaghaduu Walaatadaabarruu Wakuunuu Ibaadallaahi Ikhwaanan". (HR. Abu
Daud dari Abdullah bin Maslamah).
Artinya :
Sabda Rasulullah Saw :
"Jauhilah olehmu purbasangka, sesungguhnya purbasangka itu pendusta benar (sedusta-dusta pembicaraan). Dan janganlah kamu mendengar rahasia orang, jangan mengintip aib orang, jangan tambah menambahi harga untuk menipu, jangan saling mendengki, benci membenci dan jangan pula bermusuhan. Jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara". (HR. Abu Daud dari Abdullah bin Maslamah).
Su'udzon berasal dari kata "zhan" yang artinya purbasangka, biasanya diarahkan kepada sangka yang buruk atau istilahnya Su'udzon lawan dari husnudzon artinya berbaik sangka. su'udzon
bisa diumpamakan pada saat ada seseorang yang menyangka atau berfikir
yang buruk kepada orang lain, hal ini dapat merusak persaudaraan dan tali silaturahmi, karena dapat menimbulkan yang namanya fitnah, dan fitnah tersebut dapat merugikan orang lain sehingga hal ini sangat ditentang dalam Islam.
Sebagai umat islam kita harus memiliki sifat husnudzon atau berbaik sangka kepada orang lain, hal ini dapat menimbulkan rasa saling menghormati dan menghargai antar sesama makhluk Allah
(manusia). Kita pun diwajibkan untuk saling bersaudara mengapa? karena
bersaudara akan menambah sikap saling tolong menolong kita, sesama
manusia kita tentunya saling membutuhkan, bersaudara merupakan jalan
untuk mengurangi permusuhan, bersaudara itu bisa bermacam-macam
bentuknya, dan berikut ini adalah hal-hal yang perlu dijaga untuk mencapai persaudaraan :
- Jangan berburuk sangka (su'udzon), menyangka-nyangka tanpa bukti dan hanya kira-kira saja tanpa diselidiki, sebab dengan berprasangka buruk dapat mengakibatkan permusuhan dan keretakan persaudaraan,
- Suka mendengar-dengar rahasia kawan atau orang lain, jauhilah rasa untuk ingin mengetahui rahasia orang lain yang tidak baik, hal ini pun dapat menimbulkan fitnah.
- Suka mengintai-intai atau mencari-cari dan membicarakan aib orang lain, dicari-cari kesalahannya agar memperoleh celaka, sebab tak suka orang lain senang.
- Suka menambah-nambah harga dalam jual-beli untuk menipu, atau menawar lebih tinggi dari orang lain sedang ia sendiri tak jadi beli.
- Saling mendengki, iri hati, tak suka orang lain memperoleh kenikmatan, atau nikmat orang lain agar hilang sekali, biar pun ia sedang tak mendapat nikmat yang besar.
- Bermarah-marah, hanya karena sebab kecil yang tak disukai, yang kalau tidak dapat dilerai timbullah permusuhan.
- saling bermusuhan, tak mau menegur karena adanya suatu kesalahan yang sepele saja
Tujuh macam hal inilah yang perlu kita jaga agar tidak menghingap
pada diri kita, atau dalam kata lain kita harus menjauhi sikap-sikap
seperti diatas agar terwujudnya persaudaraan yang kental dan indah. Menjauhi sikap Su'udzon sesungguhnya sangat penting bagi kita.
Orang
yang suudzon selalu selalu memandang buruk segala hal.
Melihat orang
tersenyum dikira mencibir, orang yang diam dikira sombong, ada yang
rajin infak, dikiranya sok darmawan, orang yang rajin ke msjid dituduh
alimunuddin alias sok alim, orang yang bersikap kritis dianggap melawan,
orang yang selalu mentaati perintah diangap tidak kreatif dan tidak
punya inisiatif, orang yang memberi masukan dianggap membunuh karakter,
dan sebagainya. Lebih jauh dalam konteks sekarang opini publik digiring
oleh media kafir agar mempunyai sikap
suudzon kepada sesama muslim dengan alasan kewaspadaan. Sehingga
melihat orang yang memakai cadar, orang yang yang memakai gamis, orang
yang aktif di pengajian, orang yang komitmen kepada kebenaran dan aktif
memperjuangkan tegaknya syriat, orang yang berjenggot, orang yang jidatnya hitam ditududuh sebagai fundamentalis atau bahkan teroris
Suudzon
ini merupakan penyakit yang berbahaya yang dapat menimpakan musibah
kebinasaan kepada masyarakat. berfikir buruk seperti contoh di atas
menyebabkan sebagian kalangan yang imannya lemah manjadi takut untuk
bersikap kritis dalam memperjuangkan kebenaran. Oleh karena itu upaya
untuk melemahkan semangat membabat kebatilan terus diupayakan.
Maha benar Allah yang telah
menyatakan dalm firmannya:
”Hai
orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa
suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hjurat ayat 6)
Setiap
muslim adalah saudara bagi sesamanya, karena setiap muslim adalah
saudara seiman yang harus saling membela satu sama lain. Perasangka-perasangka buruk yang ada dibenak kita adalah pikiran-pikiran kotor yang harus kita bersihkan,
Allah Ta'ala Berfirman Yang Artinya:
”Dan
mereka tidak mempunyai sesuatu pengetahuanpun tentang itu. mereka tidak
lain hanyalah mengikuti persangkaan sedang Sesungguhnya persangkaan itu
tiada berfaedah sedikitpun terhadap kebenaran.” QS an-Najm: 28
Demikian pula kita harus menyadari bahwa suudzon adalah perbuatan yang termasuk dosa besar Firman Allah:
”Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka
(kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah
mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama
lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya
yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang.” (al-Hujurat: 12 )
Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar