Rabu, 21 Desember 2022

PENGARUH TANAM BIBIT MUDA DENGAN SISTIM TANAM JAJAR LEGOWO 2 : 1 TERHADAP PRODUKSI PADI

                                                                 KATA PENGANTAR

 

 

 

 

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas selesainya pelaksanaan Kegiatan Kaji Terap dengan tema Pengaruh Tanam Bibit Muda Dengan Sistim Tanam Jajar Legowo 2 :1 Terhadap Produksi Padi.

Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam kegiatan tersebut, semoga amal baik tersebut mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Kami menyadari mulai dari pelaksanaan kegiatan, dan penyusunan laporan ini menurut pembaca atau pemerhati masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik sangat kami butuhkan untuk perbaikan/penyempurnaan laporan ini dan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan yang akan datang.

Demikian semoga laporan ini bermanfaat bagi semua yang berkepentingan.

 

 

 

 

Penyusun


DAFTAR ISI

 

 

 

KATA PENGANTAR …………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………………...

I.         PENDAHULUAN ……………………………………………………

A.    Latar Belakang …………………………………………………….

B.     Tujuan ……………………………………………………………..

C.     Masalah  …………………………………………………………...

II.      TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………..

III.   PEMBAHASAN ……………………………………………………..

A.    Waktu dan Cara Pengamatan ……………………………………...

B.     Hasil Pengamatan …………………………………………………

C.     Produksi  …………………………………………………………..

IV.   MASALAH …………………………………………………………..

V.      REKOMENDASI …………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

i

ii

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A.      Latar Belakang

Program Peningkatan Produksi Beras Nasional  merupakan penjabaran program 4 sukses Kementrian Pertanian yaitu :

1.      Swasembada berkelanjutan beras, jagung, kedelai, gula dan daging sapi

2.      Diversifikasi pangan

3.      Peningkatan mutu, nilai tambah dan eksport

4.      Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani

Adapun peluang peningkatan produksi beras dapat dilakukan dengan penerapan berbagai teknologi dalam budidaya diantaranya dengan terobosan atau rekayasa teknologi dan sosial bagaimana supaya tanaman padi dapat tumbuh setelah tanam pindah, anakan lebih banyak, tidak terjadi persaingan dalam mendapat makanan, sinar matahari organisme pengganggu tidak betah tinggal dalam lingkungan tanaman padi tersebut, hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan tanam bibit muda dengan sistim tanam jajar legowo 2 : 1.

Dalam penerapan tanam bibit muda dengan sistim tanam jajar legowo 2 : 1 di lapangan saat ini masih menghadapi kendala-kendala dimana pengetahuan, sikap dan keterampilan petani sebagai pelaku utama dalam usaha tani masih perlu ditingkatkan melalui berbagai metode diantaranya kaji terap.

 

B.       Tujuan

1.      Tercapainya peningkatan produksi padi pada tahun 2012 sebesar 55,65 Kw/Ha di Kabupaten Pati

2.      Meningkatnya pengetahuan, sikap dan keterampilan petani sebagai pelaku utama

3.      Terjadinya efisiensi tenaga dan biaya dalam pengelolaan tanaman padi karena terjadinya sinergi dari tanam bibit muda dengan sistem tanam jajar legowo 2 : 1 dengan kegiatan budidaya yang lainnya

4.       

 

C.      Masalah

1.      Dalam meningkatkan produksi padi petani masih mengacu pada Panca Usahatani

2.      Pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam penerapan tanam bibit muda dengan sistim tanam jajar legowo 2 : 1 masih kurang

3.      Belum semua regu tanam terampil dalam sistim tanam jajar legowo 2 : 1


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

 

Tanam bibit muda (< 21 hari Setelah Sebar / HSS) sebanyak 1 – 3  bibit/rumpun. Bibit lebih muda (14 HSS) dengan 1 bibit/rumpun akan menghasilkan anakan lebih banyak, hanya pada daerah endemis keong mas gunakan bibit umur 18 HSS dengan 3 bibit/rumpun. Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 14 hari Setelah Sebar. (Pusat Penyuluhan Pertanian BPP SDMP dan Balitbang Pertanian, 2011)

Keuntungan tanam pindah menggunakan bibit muda (< 21 hari) adalah tanaman tidak stress akibat pencabutan bibit di persemaian, pengangkutan dan penanaman kembali di sawah, dibandingkan dengan bibit yang lebih tua (Balitbang Pertanian, 2010).

Untuk mendapatkan bibit yang baik usahakan bibit berasal dari benih bermutu (bersertifikat) karena dapat meningkatkan produksi 5-15% dibandingkan yang menggunakan benih tidak bermutu (Anonim, 1977).

Benih bermutu adalah benih dengan vigor tinggi dan bersertifikat (Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP dan Balitbang Pertanian, 2011).

Sebelum disemai benih diperlukan perlakuan-perlakuan sebagai berikut :

·         Merendam benih dalam larutan garam dengan menggunakan indokator telur. Telur diletakkan di dasar air dan dimasukkan garam sehingga telur terangkat ke permukaan air, kemudian telur diambil dan benih dimasukkan ke dalam air garam, kemudian benih yang mengambang diambil dan dibuang.

·         Dapat juga dengan cara membuat larutan garam dapur (30 gram garam garam dapur dalam 1 liter air)

Kemudian benih yang bernas (tenggelam) diambil lalu dibilas dengan air bersih, kemudian direndam dalam air selama 24 jam. Selanjutnya diperam dalam karung selama 48 jam dan dijaga kelembabannya dengan cara membasahi karung dengan air.

Benih yang diperam selama 48 jam setelah berkecambah disebar pada lahan persemaian yang telah diberi campuran pupuk kandang, serbuk kayu dan abu sebanyak 2 kg/m2 dengan tujuan memudahkan pencabutan bibit dan mengurangi kerusakan akar.

Penanaman disarankan dengan sistem jajar legowo 2 : 1  atau 4 ; 1             (40 x (20 x 10) cm atau (50 x (25 x 12,5) cm, karena populasinya lebih banyak dan produksinya lebih tinggi dibandingkan dengan sistem jajar tegal (table 1). Cara tanam berselang seling 2 baris tanam dan 1 baris kosong (legowo 2 : 1) atau 4 baris tanam dan 1 baris kosong (legowo 4 : 1) seperti terlihat pada gambar 1

Keuntungan cara tanam jajar legowo antara lain :

1.         Rumpun tanaman yang berada pada bagian pinggir lebih banyak

2.         Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpulan keong mas atau untuk mina padi

3.         Pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih mudah

4.         Pada tahap awal pertanaman lebih terang sehingga kurang disenangi tikus

5.         Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.


PEMBAHASAN

 

 

Pengaruh tanam bibit muda dengan sistem jajar legowo 2 : 1 tidak serta merta dapat meningkatkan produksi tanpa melaksanakan anjuran teknologi budidaya padi yang selama ini terbukti telah meningkatkan produksi yaitu panca usaha (penggunaan bibit, pengolahan tanah, pemupukan, pengairan dan pengendalian hama/penyakit) yang sesuai anjuran.

Dalam pembahasan ini akn kami bahas hasil pengamatan kaji terap Program P2BN tahun 2012 yang dilaksanakan di lahan Balai Penyuluhan Kecamatan Kayen Kabupaten Pati. Adapun yang diamati adalah jumlah anakan, tinggi tanaman dan produksi.

Dalam pelaksanaannya lahan seluas 1 ha dibagi menjadi 2 blok, masing-masing 0,5 ha dimana blok I ditanami padi dengan bibit muda dengan sistem tanam jajar legowo 2 : 1. Blok II ditanami bibit muda dengan sistem tanam larikan searah, dalam pelaksanaan pengamatan masing-masing blok kita bagi menjadi            5 (lima) titik pengamatan (blok I 5 titik, blok II 5 titik) dan masing-masing titik pengamtan diambil 5 (lima) rumpun yang diamati secara tetap dan berkala.

A.      Waktu dan Cara Pengamatan

Waktu pengamatan 1 minggu (7 hari) sekali dimulai tanaman padi umur               7 hari sampai dengan minggu ke 8 padi berumur 56 hari dimana pertumbuhan vegetatif mulai berhenti, adapun cara pengamatan yaitu setiap titik pengamatan yang terdiri dari 5 rumpun diamati secara tetap, setiap rumpun diberi nomor (titik pengamatan I, Rumpun 1, Rumpun 2, Rumpun 3, Rumpun 4, dan Rumpun 5). Begitu juga pada titik pengamatan II, III, IV dan V baik di blok I dan blok II.

 

 


Gambar Titik Pengamatan

Blok / petak jajar legowo 2 : 1                 Blok / petak pembanding

         Titik III             Titik II                          Titik III                        Titik II

                          

                                  Titik I                                                    Titik I

              Titik IV            Titik V                           Titik IV                        Titik V

 

 

Keterangan : Setiap titik pengamatan terdiri dari 5 rumpun pengamatan

 

B.       Hasil Pengamatan

Dari hasil pengamatan yang dilaksanakan pada tanaman padi dengan bibit muda dengan sistem jajar legowo 2 : 1 maupun petak pembanding terhadap jumlaha anakan, tinggi tanaman dan jumlah anakan produktif kami sajikan dalam bentuk tabel dimana isinya merupakan rata-rata jumlah anakan, tinggi tanaman, dan jumlah anakan produktif dari setiap titik pengamatan yang berasal dari hasil pengamatan setiap rumpun setiap titik dalam bentuk tabel dan grafik.

Tabel hasil pengamatan

A.    Blok / petak jajar legowo 2 : 1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Keterangan :   An       = batang

                       TT        = can

                       AP       = batang

B.     Blok / petak pembanding

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Keterangan :   An       = batang

TT       = can

                       AP       = batang

\

C.     Produksi

Dari hasil ubinan pada jajar legowo 2 : 1 dengan ukuran ubinan 2 ½ x 1 ½ x 1 m = 5,14 kg atau 82,24 kwt/ha dikurangi0,99% (81,4 kg) hasil satu hektar = 81,24 kwt/ha GKP.

Sedangkan pada petak pembanding hasil ubinan 2 ½ x 2 ½ x mil = 4,27 kg atau 68,38 kwt/ha dikuran 0,00 % (67,69 kg) hasil satu hektar = 67,70 kwt/ha GKP.

Dari hasil di atas jajar legowo 2 : 1 produksinya lebih tinggi 12,54 kwt dibanding dengan petak pembanding atau ada peningkatan 21,47%.

Adapun penggunaan sarana produksi antar petak pelaksanaan kegiatan dan petak pembanding sama persis yaitu :

-          Bibit 25 kg/ha

-          Pupuk urea           = 200 kg/ha

-          Pupuk NPK          = 300 kg/ha

-          Pupuk cair            = 2 liter/ha

-          Pestisida cair        = 4 liter/ha

-          Pestisida butiran   = 12 kg/ha


MASALAH

 

 

Ect…..

 

 

 

REKOMENDASI

 

Mengingat dan memperhatikan dari hasil penelitian, pengujian, demonstrasi, kaji terap bahwa tanam bibit muda dengan sistem jajar legowo pada budi daya padi produksinya lebih tinggi dan lebih menguntungkan secara usaha tani dibandingkan denistem tanam padi yang selama ini dilakukan petani, sehingga sistem budi daya padi dengan tanam bibit muda dengan sistem jajar legowo dapat diadopsi atau dilaksanakan oleh petani padi sehingga prosukdi dan pendapatannya meningkat.


DAFTAR PUSTAKA

 

 

…………….., 1977, Pedoman Bercocok Tanam Padi Palawija Sayuran. Jakarta: Departemen Pertanian Badan Pengendali Bimas.

 

…………….., 2010, Usaha Tani Padi dengan Pendekatan PTT : Pusat Pengembangan Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerain Pertanian.

 

…………….., 2011, Budidaya Padi : Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian bekerjasama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

 

…………….., 2012, Pedoman Pelaksanaan Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Pertanian Dalam Mendukung P2BN di Lokasi SLPTT dan Demfarm SL-Agribisnis Padi Tahun 2012.

 

…………….., 2010, Pedoman Umum PTT Padi sawah : Kementerian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

 


Lampiran 2

HASIL PENGAMATAN KAJI TERAP P2BN TAHUN 2012

TEMPAT       : BPK KEC. KAYEN

WAKTU        : MT II / 2012

Titik Pengamatan /

Rumpun

Hasil Pengamatan Minggu ke

I

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

An

TT

An

TT

An

TT

An

TT

An

TT

An

TT

An

TT

An

TT

Titik Pengamatan I

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Rumpun ke 1

 

 


 

NB. file detailnya di admin

Tidak ada komentar: