Abdul Rohman Al-fatie
Adalah Tokoh Masyarakat Sekaligus Penyuluh Pertanian Kontrak THL-TBPP
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN KOMODITAS KEDELAI
“PEMBUATAN MULSA JERAMI”
PADA
KELOMPOKTANI PANGUDI LUHUR
DESA SAGI,
KECAMATAN KAYEN,KABUPATEN PATI
DIKLAT
TEKNIS TEMATIK DI BP3K ANGKATAN 2
BAGI APARATUR
BALAI
BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) KETINDAN -
JAWA TIMUR
TAHUN 2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, yang mana kami
telah menyelesaiakn Laporan Praktek Lapang Diklat Tematik bagi Penyuluh BPK yang
dilaksanakan pada hari kamis dan jumat
tanggal 17-18 Maret 2016 di Kelompok
tani Pangudi Luhur, Desa Sagi Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.
Pembangunan pertanian yang
didengungkan pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan pelaku utama
dan keluarganya, tidak terlepas dari peran penyuluh pertanian sebagai ujung
tombak dari pelaksanaan program-program pertanian. Oleh karena itu, diperlukan Penyuluh
Pertanian yang profesional, kreatif, inovatif dan berwawasan global dalam
penyelenggaraan penyuluhan yang produktif, efektif dan efisien, sehingga
tercipta kualitas sumber daya pertanian (pelaku utama) yang handal, berkualitas
dan mempunyai posisi tawar menawar yang kuat serta mampu menghadapi persaingan
pasar yang makin bebas.
Penyuluh
Pertanian diarahkan untuk melaksanakan tugas pendampingan dan konsultasi bagi
pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengembangkan usaha agribisnisnya, sehingga
adopsi teknologi tepat guna dapat berjalan dengan baik dan pada gilirannya
meningkatkan pemberdayaan pelaku utama, produksi, produktivitas, pendapatan dan
kesejahteraan petani beserta keluarganya.
Kami menyadari Laporan ini masih banyak
kekurangan, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan
ini.
Penyusun,
Kelompok Kedeali
I.
PENDAHULUAN
1. Latar
belakang
Mulsa adalah
Material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan
untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit
sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik.
Pemanfaatan jerami padi
untuk dijadikan mulsa pada saat tanam kedelai masih belum begitu berkembang di
masyarakat, sehingga petani butuh dan perlu diberikan informasi dan pelatihan,
supaya jerami padi yangselama ini di buang sia-sia dapat dimanfaatkan untuk
mulsa, sebagai penutup/ mulsa saat tanam kedelai.
Mulsa dibedakan menjadi dua macam dilihat dari bahan
asalnya, yaitu mulsa organik dan anorganik.
Mulsa
organik berasal dari
bahan-bahan alami yang mudah terurai seperti sisa-sisa tanaman seperti jerami
dan alang-alang. Mulsa organik diberikan setelah tanaman /bibit ditanam.
Keuntungan mulsa organik adalah dan lebih ekonomis (murah), mudah didapatkan,
dan dapat terurai sehingga menambah kandungan bahan organik dalam tanah. Contoh
mulsa organik adalah alang-alang/ jerami,
ataupun cacahan batang dan daun dari tanaman jenis rumput-rumputan lainnya.
2. Tujuan
Setelah selesai berlatih peserta dapat :
a.
Menentukan bahan Utama Mulsa
b.
Menyiapkan dan Mengolah
jerami padi menjadi Mulsa
c.
Mengimplementasikan Mulsa
jerami di lahan dengan baik dan benar
II.
PELAKSANAAN
1. Waktu
dan tempat
Pelaksanaan praktek lapang Pelatihan teknis Tematik
bagi aparatur di BP3K Angkatan 2 dilaksanakan pada tanggal 17 - 18 Maret 2016 bertempat di
Kelompok tani Pangudi Luhur, Desa Sagi Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati.
2. Anggota
No
|
N a
m a
|
Asal
BP3K
|
1.
|
Cahyo Suprapto
|
BPK Kecamatan
Tambakromo
|
2.
|
Sukawi
|
BPK Kecamatan
Kayen
|
3.
|
Abdul Rohman
|
BPK Kecamatan
Sukolilo
|
4.
|
Eko Wardoyo
|
BPK
Kecamatan....................
|
5.
|
Sutriyono
|
BPK Kecamatan
Margorejo
|
3. Jalannya
kegiatan
a. Hari
I
·
Mengidentifikasi materi
tematik mewancarai petani yang tergabung dalam kelompok tani dengan
mengisi format 1 dan 2
·
Menyepakati tematik sebagai
bahan/ materi yang akan diajarkan dengan kelompok yang menjadi kebutuhan petani dewasa ini.
·
Melakukan pendataan
kesiapan alat dan bahan untuk kegiatan praktek yang disiapkan oleh kelompok
·
Kembali ke Tempat Pelatihan Tematik
·
Melakukan perbaikan petunjuk lapangan materi tematik yang
ditemukan sesuai dengan komoditas yang
telah ditentukan dan disepakati bersama tim.
FORMULIR
1.
Masalah dan akar masalah dalam Usaha Tani Kedelai
MASALAH
|
AKAR MASALAH
|
1.
Hama Lalat bibit
|
1.
Pengolahan tanah belum sempurna.
2.
Tidak ada Penutup / Mulsa
Organik
|
2.
Tumbuhnya Gulma Pengganggu
Tanaman
|
1.
Masih menggunakan pupuk kandang
mentah.
2.
Cara pemupukan kurang tepat.
|
FORMULIR
2. Masalah dan Alternatif Materi Untuk Pemecahan Masalah Usaha Tani Cabe.
NO
|
MASALAH
|
MATERI
|
1.
|
Hama Lalat bibit
|
3.
Pengolahan tanah belum sempurna.
4.
Tidak ada Penutup / Mulsa
Organik
|
2.
|
Tumbuhnya Gulma Pengganggu Tanaman
|
3.
Masih menggunakan pupuk kandang
mentah.
4.
Cara pemupukan kurang tepat.
|
b. Hari
II
Memberikan
penjelasan hasil identifikasi pada hari pertama kepada petani Kedelai
Memberikan penjelasan/
presentasi cara pembuatan dan Pengolahan
Jerami Padi diberi perlakuan Fermentasi sebelum digunakan menjadi mulsa dilahan
kedeali ( Pet Lap ) terlampir.
Dilanjutkan
dengan diskusi tanya jawab kepada para
petani
Praktek aplikasi petunjuk lapangan materi tematik
demonstrasi pembuatan Mulsa Jerami Padi
III.
PENUTUP
a. Kesimpulan
Penyampaian kaitannya dengan kegiatan penyuluhan
sangat erat dengan cara kita pendekatan dengan petani/sasaran,
baik materi, media maupun metode yang kita gunakan. Laporan praktek lapang diklat ini sangat penting karena diharapkan bisa
mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah dilaksanakan dan
mengetahui permasalahan yang ada pada petani juga mengetahui akar penyebabnya
serta solusi dalam bentuk materi yang kita berikan.
Pelaporan ini mungkin masih jauh
dari sempurna, untuk itu atas kerja sama yang baik kepada rekan-rekan peserta Diklat
Tematik yang
ada di Balai Penyuluhan Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati, kami mengucapkan terima kasih mudah mudahan
bermanfaat dalam melaksanakan diklat Tematik Tersebut dan sebagai Modal
Bagi kami Penyuluh saat kegiatan di daerah asal bertugas masing masing.
Berdasarkan
laporan pelaksanaan kegaiatan praktek lapangan pada petani Kedelai di
kelompok tani di Kelompok
tani Pangudi Luhur, Desa Sagi Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, dapat disimpulkan bahwa :
1. Masih terdapat kelemahan dan
kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan usaha tani kedelai , baik dari persiapan lahan,Penanaman, pemupukan, perawatan
tanaman, pengendalian hama penyakit dan pemasaran.
2. Produksi
Kedelai belum maksimal sesuai dengan diinginkan.
3. Masih terbatasnya sarana prasarana dalam berusaha
tani Kedelai
4. Masih rendahnya minat petani dan
kelompoktani dalam menjalin kemitraan/ kerjasama baik dengan pelaku usaha
maupun pihak lain yang terkait dengan budidaya pertanian.
5. Masih lemahnya perkembangan
kelembagaan ekonomi petani baik dari aspek jumlah maupun kualitas.
b. S
a r a n
Adapun saran/ rekomendasi yang dapat diberikan antara lain
:
1. Perlunya
peningkatan dalam berusaha tani kedelai baik pengetahuan, kterampilan dan sikap
petani untuk menerima teknologi
2. Peningkatan partisipasi
petani agar lebih pro aktif dalam melaksanakan budidaya Kedelai sesuai petunjuk
teknis dan pendampingan dari penyuluh pertanian setempat.
3. Peningkatan (penambahan) kegiatan/
program pemerintah APBD/APBN/ SWADAYA yang mampu mendukung dan merangsang minat pelaku utama
dalam budidaya tanaman Kedelaisehingga berdampak pada peningkatan hasil dan pendapatan
pelaku utama.
4. Perlunya iklim permodalan yang pro
petani gurem sebagai pelaku utama, sehingga akses permodalan dalam bentuk
kelembagaan ekonomi petani di perdesaan benar-benar dapat terwujud.
5. Perlunya peluang kerjasama dan
kemitraan yang terbuka antara pelaku utama dengan pihak terkait, misalnya
antara petani kedelai dengan penangkar benih Kedelai