A. Latar Belakang
Pemerintah telah mencangkan bahwa
pada tahun 2013 nanti Indonesia akan swasembada daging. Dalam pelaksanaannya,
petani peternak, bukan hanya ternak ruminansia tetapi juga peternak unggas
diharapkan dapat mendukung terlaksanya program tersebut. Karena dengan
peningkatan produksi dari hasil ternak tersebut akan meningkatkan produksi
daging di Indonesia.
Pemberian pakan yang baik bagi
ternak yang diusahakan akan menghasilkan daging yang bermutu. Disini petani
diharapkan menggunakan bahan pakan lokal tetapi mempunyai mutu yang bagus,
sehingga hasil yang kita dapatkan juga berkualitas.
Pakan bagi ternak unggas memang sudah banyak sekali tersedia di kios-kios
dengan kandungan gizi yang ada dan telah diketahui kebutuhan jumlah pakan per
ekornya per hari. Sehingga memudahkan bagi peternak dalam memberikan konsumsi
pakan bagi ternak unggas yang mereka budidayakan.
Akan tetapi bahan pakan tersebut mempunyai kelemahan yaitu dengan
menggunakan bahan pakan tersebut secara otomatis akan menambah dana pengeluaran
yang cukup besar bagi para peternak. Yang sebenarnya tidak perlu dilakukan
apabila para peternak unggas tersebut dapat memanfaatkan bahan yang ada di
sekitarnya yang dapat digunakan juga sebagai bahan pakan ternak unggas.
Memang kita perlu sidikit mengeluarkan tenaga untuk membuat ramuan yang
ada, tapi untuk nilai gizi yang dibutuhkan oleh ternak unggas yang bersangkutan
tidak perlu diragukan lagi. Karena bahan-bahan tersebut bersifat
alami sehingga
kemungkinan besar tidak akan mengganggu kehidupan ternak
maupun
produksinya.
Selain harganya murah, bahan pakan lokal juga mudah kita dapatkan dimana
saja dan kapan saja sehingga tidak butuh waktu serta kocek yang banyak.
B. Masalah Yang Dihadapi Petani
Petani peternak pada umumnya dan
peternak unggas pada khususnya seringkali memberikan pakan pada ternak unggas
mereka dengan bahan-ahan seadanya yang ada di sekelilingnya, sehingga ternak
yang mereka budidayakan seringkali kurang sehat karena gizi yang mereka
butuhkan kurang terpenuhi sehingga penyakit sangatlah mudah menyerang.
Sebenarnya harga murah dan kemudahan
mendapatkan pakan merupakan modal utama untuk mendapatkan keuntungan yang cukup
memadai, akan tetapi perlu adanya penerapan tehnologi tertentu yang seharusnya
dimiliki oleh para petani peternak unggas di dalam memudidayakan ternaknya.
BAHAN PAKAN DAN
MINUMAN LOKAL
A. Bahan Pakan Lokal
Ampas yang berasal dari hasil ikutan pengolahan makanan ternyata sangat
potensial sebagai pakan alternatif. Beberapa di
antaranyaampasminyaksawit, kecap, tahu, onggok, molasses dan orgami. Bahkan
juga siput air tawar dan keong mas, janganterpukaulagidenganpakanimport.
Jangangelisahdenganmeningkatnyaimporbahanpakansepertijagung dan
bungkilkedelai. Indonesia memilikibahanpakanlokal yang
dapatcukupuntukmenggantikannya.
Yang palinggampang dan sudah banyak digunakan sebagai pakanternak adalah ampas
yang berasal dari hasil ikutan pengolahan makanan seperti onggok, molasses, ampas tahu,
ampas kecap, CPO, dll.
Penggunaannya sebagaibahan pakan dapat dicampur dengan bahan tambahan pakan lainnya atau dapat diberikan
secara langsung pada ternak.
Bahan- bahanpakantersebut antara lain
1.
Ampas Minyak Sawit
Minyak inti
sawit merupakan minyak murni hasil ekstrak sibiji sawit. Sedangkan sisa
dari pembersihan/ pemurnian tersebut diperoleh ampas minyak sawit yang
berbentuk padat. Sejauh ini sudah banyak yang
memanfaatkan hasil ikutan ini sebagai bahan pakan ternak( sapi ).
Penggunaan minya ksawit( CPO ) pada pakan dapat langsung dicampur pada pakan ,
sedangkan ampas minyak sawit dapat di campurkan dengan bahan-bahan tambahan pakan lainnya.
Sedangkan ampas minyak sawit sebagai bahan baku pakan ikan terlebih dahulu harus diproses menjad itepung dengan nilai gizi
yang terkandung di dalamnya protein 16,09%, lemak 6,93%, air 52,98% dan abu
6,72%.
2.
Ampas kecap
Ampas kecap merupakan hasi likutan dari prosespembuatan kecap
yang berbahan dasar kedelai yang memilik ikan dungan protein cukup tinggi.
Untuk menjadi bahan baku pakan,
ampas keca pharus diolah menjadi tepung dengan lebih dulu dikeringkan dalam oven/
dijemur. Nilaigizi yang terkandung adalah protein 10,32%, Lemak 6,93%, air
52,98%, abu 6,72%.
3.
Onggok
Onggok yang
berasal dari ubi kayu merupakan hasil ikutan padat dari pengolahan tepung tapioka.
Sebagai ampas pati singkong( ubikayu ) yang mengandung banyak karbohidrat,
onggok dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi, nilaigizi yang terkandung pada
onggok adalah protein 3,6%, Lemak 2,3%, air 20,31%, abu 4,4%.
4.
Ampas Tahu
Ampas tahu merupakan hasil ikutan dari proses pembua tantahu.
Untukmenjadi bahan baku pakan, ampas tahu dapat langsung diberikan pada
ternak dengan tambahan sedikit ikan asin, atauda pat juga
diolahlebihdulumenjaditepungdenganmengeringkannyadalam oven/
dijemurlaludigiling. Nilaigizi yang terkandungadalahProtein 8,66%, Lemak 3,79%,
air 51,63%, abu 1,21%.
5.
Apastempe.
Hasilikutanpengolahantempe yang
berasaldaribahanbakukacangkedelai, baikberupakupasankulitarikacangkedelai juga
limbah cair berupa air rebusandapatdimanfaatkanuntukbahanmakananternak.
6.
Molasses
Molassesmerupakan sisa hasilproduksi
pada idustripengolahan gula yang berbentuk cair.
Molassessudahbanyakdimanfaatkansebagaibahanpakantambahanbagiternak,
karenakandungangizinya yang cukupbaik.
7.
Orgami.
Orgamimerupakanhasilbuanganpengolahanpenyedap
rasa. Seteahmelaluiprosespenyaringanrawsugar( tetestebu ) dan
molassessebagaibahanbaku, dihasilkangypsum. Selanjutnyamelaluitahapkoagulasi(
penggumpalan ) dihasilkanorgamisebagaihasilikutan cair dan dielet humus
sebagaihasilikutanpadatnya. Nilaigiziorgamiadalahprotein 5,28%, Lemak 3,41%,
air 68,29%, dan abu 4,77%.
Selainbahan local yang
berasaldarinabati juga dapatmemanfaatkanbahanlokaldarihewaniyaitusiput air
tawar dan keongemas yang seringdijumpai pada arealpersawahan dan kolamikan.
1.
Siput air tawar
Darihasilpenelitianbahwapemberiandedakpadiditambahsiput air
tawar ( LymneaeAuricuralis ) denganperbandingan 1 : 2
dapatmeningkatkankualitasteluritiksepertinilainutrisitelur, bobottelur dan
warnakuningtelur yang lebihbaik.
2.
KeongMas
Pemberiankeong mas yagdirebus pada
ayam buras yang diberikanselama 13
minggudapatmenaikkanpertambahanbobotbadanlebihbaik dan
penghematanbiayasebesarRp. 765 – 927 per ekor.
B. Minuman Kesehatan
Seperti manusia yang memerlukan minuman kesehatan dari bahan-bahan herbal
maka unggaspun memerlukan minuman kesehatan. Bahan-bahan yang diperlukan antara
lain : kencur, jahe, temu kunci, lengkuas, kunyit, bawang merah, bawang putih,
bengkuang, daun sirih, sereh, beliming wuluh, kemangi, temu lawak, temu hitam,
masing-masing sebanyak 0,25 kg.
Proses pembuatannya seagai berikut : bahan-bahan dicuci sampai bersih,
diiris tipis-tipis lalu digiling. Hasil gilingan dimasukkan ke dalam jiligen
ukuran
20 lt dan
ditambahkan dengan 1 liter molasse dan 1 liter EM-4. Tambahkan air ersih sampai
penuh. Kocok sampai merata, tutup rapat jrigen untuk proses fermentasi secara
an aerop dan biarkan berlangsung selama 2 minggu, namun selama proses
fermentasi berlangsung sebaiknya gas dibuang dengan membuka tutup jrigen dan
menutup kembali dengan rapat. Setelah 2 minggu hasil fermentasi disaring dan
diimpan secara an aerop di tempat sejuk sehingga sewaktu-waktu bisa digunakan.
Untuk minuman kesehatan maka diminumkan pada ayam dengan dosis untuk 1
liter air minum ditambahkan 2,5 ml bahan ramuan. Ramuan ini akan bermanfaat
bagi peningkatan kerja organ pencernakan dan meningkatkan nafsu makan ayam.
C. Peluang Lain Untuk Pakan
Indonesia masih memiliki bahan pakan
lokal yang belum lazim dimanfaatkan, diantaranya adalah lumpur sawit yang
merupakan hasil ikutan pengolahan minyak sawit, bungkil kopra, bungkil kelapa
sawit, gaplek dan bekatul.
1. Lumpur sawit
Beberapa peneliti telah melaporkan
ahwa lumpur sawit dapat digunakan sebagai bahan pakan untuk ternak unggas,
sapi, domba, babi. Lumpur sawit mengandung serat kasar yang tinggi dan
kecernaan gizi yang rendah sehingga penggunaannya untuk pakan unggas sangat
terbatas. Salah satu usaha yang dilakukan di Balai Penelitian Ternak dalam
rangka pemanfaatan bahan ini adalah melakukan fermentasi untuk meningkatkan
nilai gizinya, serta menurunkan kadar serat lumpur sawit. Pengujian biologis
menunjukkan bahwa produksi fermentasi lumpur sawit dapat digunakan hingga 10%
di dalam rangsum ayam broiler dan ayam kampung, tetapi di dalam rangsum itik
sedang tumbuh dapat digunakan sebanyak 15%.
2. Bungkil
Kopra
Bungkil kopra merupakan hasil ikutan
proses ekstraksi minyak kelapa. Tetapi penggunaan bungkil kopra dalam pakan
unggas menghadapi kendala seperti, kadar asam amino esensial rendah, kerusakan
protein akibat suhu tinggi, dan tingginya kadar serat kasar. Akibatnya bungkil
kopra tingkat penggunaannya hanya sebatas pada level tidak lebih dari 10%. Di
atas level itubesar kemungkinan akan berpengaruh buruk terhadap tingat konsumsi
makan, laju pertubuhan dan produksi telur.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di dalam memberikan pakan pada
ternak unggas yang kita budidayakan perlu ketelitian serta ketlatenan untuk
meramu bahan-bahan yang ada di sekitar kita sehingga tidak membutuhkan ransum
yang sangat mahal yang dapat kita beli di toko-toko dan menghabiskan banyak
dana untuk itu.
Bahan lokal yang ada di sekitar kita
akan lebih baik kita manfaatkan untuk pakan ternak unggas yang kita pelihara
sehingga ternak yang kita budidayakan akan lebih sehat dengan penyusunan ransum
tersebut dan tidak akan mudah terkena penyakit.Selain bahan pakan tersebut
mudah kita dapatkan akan tetapi tidak meninggalkan mutu dan kualitas pakan bagi
ternak yang kita budidayakan. Hal ini juga dapat sedikit membantu permasalahan
limbah yang ada di sekitar kita akhir-akhir ini
B. SARAN
Dengan adanya konsultasi dan pemecahan masalah serta solusi dalam bentuk
konsep, petani dapat melaksanakan apa yang telah diberikan ataupun diutarakan
penyuluh kepada petani tersebut dalam melakukan usaha ternaknya. Untuk lebih
lengkapnya petani peternak unggas diharapkan juga dapat mencari sumber-sumber
lain yang dapat mendukung usaha tani ternak unggas yang diusahakannya.
Diharapkan pula petani mau menularkan pengalamannya kepada kelompok taninya.