Selasa, 22 Juni 2021

CARA PEMBUATAN SILASE PAKAN TERNAK

 

Penggunaan silase

Pada umumnya silase diberikan pada sapi,terutama sapi perah.sebaiknya diberikan pada sapi dara, sapi bunting dan sapi jantan.silase yang baik adalah yang disukai ternak dan tidak beracun.berwarna hijau tidak ada cendawan dan tidak berlendir, berbau asam dengan pH 3,2-4,4.pemberian untuk sapi perah laktasi dapat menyebabkan susu berbau asam.untuk mengatasi hal ini pembrerian dapat dilakukan setelah pemerahandan setelah pemberian silase kandang harus dibersihkan. Cara mengajar sapi makan silase adalah secara bertahap sedikit demi sedikit silase dicampur dengan hijauan segar atau maakanan penguat, kemudian berangsur-angsur silase yang  lebih banyakdibanding hijauan segar.

 

PENGAWETAN HIJAUAN MAKANAN TERNAK

(SILASE)

 

 

                                    

 



 

PENDAHULUAN

Pada saat musim penghujan produksi hijauan makanan ternak melimpah,sebaliknya pada musim kemarau peternak kesulitan dalam mendapatkan hijauan makanan ternak.salahcara untuk mengatasi kesulitan akan kekurangan hijauan makan ternmak adalah mengawetkan hijauan makanan ternak tersebut denganmembuat selase. Silase adalah hijauan makanan ternak yang telah dipanen kemudian mengalami proses pengawetan (peragian) dalam tempat khusus berupa lubang, bak dari semen atau tong plastic ukuran besar (basket) Silo adalah tempat untuk membuat silase. Ensilase adalah proses peragian selama membuat silase.

Bahan-bahan   untuk   silase    : Hampir semua hijauan makanan ternak dapat diawetkan dalam bentuk                                                     silase

Maksud pembuatan silase        : Agar dapat tahan lama dalam penyimpanan sehingga dapat                                                                       dipergunakan sewaktu-waktu..

Tujuan pembuatan silase        :  Mengawetkan hijauan m,akanan ternak dalam bentuk segar untuk persediaan pada musim kemarau. : Memanfaatkan sisa-sisa hasil pertanian Mempertahankan mutu                                                                 hijauan yang diawetkan.

PRINSIP PEMBUATAN SILASE    

1.Membuat keadaan menjadi hampa udara (anaerob) dapat dicapai dengan jalan :

a. Memadatkan hijauan dalam silo dengan cara diinjak-injak hingga padat sehingga  

    keadaan hampa udara cepat tercapai.

b.   sebelum dimasukkan dalam silp rumput dipotong-potong dengan ukuran 10-15 cm.

c,  Rumput yang masih segar sebelum dibuat silase dilayukan dulu hingga kadar airnya menjadi

60-70%.                                                    

 

2.Membuat keadaan menjadi bersuasana asam proses ini terjadi setelah hijauan dimasukkan kedalam silo, pada saat ini kegiatan pernafasan belum berhenti(menggunakan O2 dam membentuk CO2, H2O dan Panas). Makin lama O2 dalam silo berkurang pernapasan dan kegiatan ensim menurun, tetapi kegiatan bacteri meningkat, ketuka O2 habis berrhentilah semua kegiatan pernapasankecuali kegiatan bacteri anaerob.Pada saat ini bacteri yang berperan dalam proses peragian adalah barteri pembentuk asam laktat dan pembentuk asam butiratsemakin meningkat keadaan keasaman bacteri akan terhambat dan bacteri akan mati pada pH 3,2-4,4.dan pada saat ini proses insilase selesai.

CARA PEMBUATAN SILASE

Pada prinsipnya pembuatan silase adalah hijauan pakan ternak yang telah dipanen dilayukan dengan kadar air 60-70% dipotong-potong ditambah starter, starter dapat dicampur rata dengan hijauan atau dibuat bersap antara hijauan dan starter. Starter dapat  menggunakan katul yang mudah didapat dan murah harganya. Adapun tempat (SILO) dapat berupa plastic, drum, blung plastic yang besar, bak beton, dan yang paling mudah dilakukan peternak dipedesaan adalah berupa lubang galian tanah yang dilapisi plastic kedap air. Pada prinsipnya wadah harus kedap air. Hijauan makanan ternak yang telah disiapkan dimasukkan kedalam silo, kemudian dipadatkan samp[ai padat sekali kemudian ditutup rapat-rapat jang sampai ada udara masuk. Silase dibuka pada saat akan digunakan yaitu pada saat paceklik hijauan pakan ternak.



          

SELAMAT MENCOBA SEMOGA BERHASIL

 


BULAI PADA TANAMAN JAGUNG DAN CARA PENGENDALIANNYA

 

PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG

 DAN CARA PENGENDALIANNYA

 

 

1.      Ciri-Ciri Atau Gejala Serangaan

Gejala khas bulai adalah adanya warna khlorotik memanjang sejajar tulang daun dengan batas yang jelas antara daun sehat. Pada daun permukaan atas dan bawah terdapat warna putih seperti tepung dan ini sangat jelas pada pagi hari. Selanjutnya pertumbuhan tanaman jagung akan terhambat, termasuk pembentukan tongkol, bahkan tongkol tidak terbentuk, daun-daun menggulung dan terpuntir serta bunga jantan berubah menjadi massa daun yang berlebihan

Pada perakaran kalau dicabut terlihat bundle atau menggerobol tidak berkembang sehingga mengganggu proses transportasi sari makanan ke daun dan seluruh tanaman, sehingga tanaman tampak pucat, penyakit bulai mulai Nampak pada tanaman berumur 15 hari setelah tanam.

 

2.      Penyebab Penyakit Bulai

Penyebab penyakit bulai di Indonesia yaitu jamur Peronosclerospora maydis, P. maydis umumnya menyerang tanaman jagung di Pulau Jawa seperti Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta.

 

3.      Cara Pencegahan Penyakit Bulai

    1. Penggunaan varietas tahan seperti jagung hibrida varietas Bima-1, Bima-3, 1. Bima-9, Bima-14 dan Bima-15 serta jagung komposit varietas Lagaligo dan Lamuru.
    2. Periode bebas tanaman jagung hal ini dikhususkan kepada daerah-daerah 2. endemik bulai di mana jagung ditanam tidak serempak, sehingga terjadi variasi umur yang menyebabkan keberadaan bulai di lapangan selalu ada, sehingga menjadi sumber inokulum untuk pertanaman jagung berikutnya.
    3. Sanitasi lingkungan pertanaman jagung sangat perlu dilakukan oleh karena 3. berbagai jenis rumput-rumputan dapat menjadi inang bulai sehingga menjadi sumber inokulum pertanaman berikutnya.
    4. Rotasi tanaman dengan tujuan untuk memutus ketersediaan inokulum bulai 4. dengan menanam tanaman dari bukan sereal.
    5. Eradikasi tanaman yang terserang bulai.5.
    6. Perlakuan benih dengan menggunaan fungisida (b.a. Metalaksil) sebagai perlakuan benih (seed treatment) 6. untuk mencegah terjadinya infeksi bulai lebih awal dengan dosis 2,5 -5,0 g/kg benih, damn atau fungisida berbahan aktif Demilomort (Renon, Akrobat, Sirkus, dll).
    7. Dilakukan penyemprotan ketika jagung berumur 7 hst – 35 hst dengan bahan aktif Iprodium  dan obat Carbio dengan dsis 15 cc -  25 cc per 17 liter air disemprotkan dengan interval 7 hari.
    8. Pada pemupukan pertama sebaiknya jangan menggunakan urea, gunakan Phonska  + SP36 atau ditambah ZA + Organik. Pemupukan ke dua menggunakan ZA + Phonska + Organik. Pemupuan ke tiga (Terakhir) gunakan Urea.
    9. Taburi lahan dengan bahan organic, pupuk kandang/Bokasi dsetiap akan tanam.

 

4.      Cara Pengendalian Penyakit Bulai

Pengendalian tanaman jagung terhadaap serangan hama bulai bagi tanaman yang telah terserang hanya dapat dilakukan dengan cara mencabut tanaman dan membuang jauh-jauh atau dengan cara membakar.

 

 

 

 

Sumber Pustaka

 

Azri, 2009, Teknologi Pengendalian Penyakit Bulai Tanaman Jagung, Badan Litbang        Pertanian : Jakarta

Ruhendi, A. Iqbal, dan D. Soekarna. 1985. Hama Jagung di Indonesia. Dalam Hasil Penelitian Jagung, Sorgum dan Terigu 1980-1984. Risalah Rapat Teknis Puslitbangtan : Bogor

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI PADI

 

TUJUAN PEMBELAJARAN

 

 

 

A.    TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah Mengikuti Latihan / Training Peserta Mampu Menjelaskan Tentang Strategi Peningkatan Produksi Tanaman Tanaman Padi.

 

 

B.     TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS

Setelah Mengikuti Latihan / Trainin G Peserta Dapat Menjelaskan Tentang :

1.      Peningkatan Produktivitas

2.      Perluasan Areal Tanam

3.      Pengamanan Produksi

4.      Penguatan Kelembagaan Dan Manajemen

 

 

 

 

 

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKSI PADI

 

 

 

1. Peningkatan Produktivitas

Peningkatan produktivitas dilakukan melalui peningkatan penggunaan benih varietas unggul bermutu produktivitas tinggi termasuk benih padi hibrida, peningkatan jumlah populasi tanaman dengan sistem tanam jajar legowo, pemupukan sesuai rekomendasi spesifik lokasi serta berimbang dengan pemakaian pupuk organik serta pupuk biohayati, pengelolaan pengairan dan perbaikan budidaya lainnya disertai dengan peningkatan pengawalan, pendampingan, pemantauan dan koordinasi. Strategi ini terutama dilaksanakan di wilayah dimana perluasan areal sudah sulit dilakukan, sehingga dengan penerapan teknologi spesifik lokasi diharapkan masih dapat ditingkatkan produktivitasnya.

 

2. Perluasan Areal Tanam

Perluasan areal dilakukan melalui upaya optimalisasi lahan (peningkatan indeks pertanaman) melalui upaya perbaikan jaringan irigasi seperti JITUT, JIDES, dan Tata Air Mikro, pompanisasi dan pemanfaatan lahan sawah, disertai konservasi lahan yang berkelanjutan serta penanaman tumpang sari di lahan perkebunan, kehutanan dan lahan terlantar.

 

3. Pengamanan Produksi

Pengamanan produksi dimaksudkan untuk mengurangi dampak perubahan iklim seperti kebanjiran dan kekeringan, gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), serta pengamanan kualitas produksi dari residu pestisida. Selain itu dilakukan dengan pula peningkatan penggunaan alat dan mesin pertanian dalam rangka mengurangi kehilangan hasil pada saat penanganan panen dan pasca panen yang masih cukup besar.

 

4.   Penguatan Kelembagaan dan Manajemen

Manajemen yang telah ada dan berjalan saat ini perlu lebih disempurnakan agar pelaksanaan program dapat berjalan sesuai rencana. Penyempurnaan manajemen tersebut berupa dukungan kebijakan dan regulasi, penyempurnaan manajemen teknis serta penyempurnaan data dan informasi.

Dengan kegiatan penyempurnaan diharapkan pelaksanaan peningkatan produksi tanaman pangan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan pada akhirnya dapat mendukung pencapaian sasaran produksi tahun 2015.(SUBBAG PI)

sumber : Pedoman Teknis GP PTT Padi Tahun 2015

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tips Jitu Sukses Berternak Ayam Potong Untuk Pemula

 

Tips Sukses Berternak Ayam Potong Untuk Pemula


Berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa anda coba dalam berternak ayam potong yang benar :

  • Membuat kandang yang ideal bisa menyeuaikan pencahayaan matahari masuk dan kebutuhan angin ayam potong. Serta juga harus juga dijaga suhu runagan ayam agar selalu tetap hangat, suhu berperan penting agar ayam potong dapat bertahan hidup.
  • Perhatikan juga kemudahan sumberdaya listrik dan sumber airnya.
  • Jika kandang sudah jadi dan siap untuk digunakan maka pasang peralatan untuk menyambut DOC ayam potong, yang utama seperti penghangat, sekat dan litter. Siapkan juga peralatan makan dan minumnya.
  • Dalam waktu 14 hari pertama anda harus memberikan perhatian ekstra intensif pada ayam-ayam tersebut, karena masa ini sangat penting untuk kesuksesan usaha anda. Perhatikan juga suhu ruangan dalam waktu 14 hari pertama ini, jika anak ayam banyak yang bergerombol itu berarti suhu ruangan kurang hangat, tapi jika sudah mulai menyebar berarti suhunya pas namun juga jangan sampai terlalu panas.
  • Lakukan vaksinasi pada ayam potong tersebut tepat pada hari ke-7, ke-14 dan ke-21.
  • Setelah melewati masa 14 hari pertama maka selanjutnya akan lebih mudah karena kita hanya perlu mengontrolnya sehari 2 kali saja untuk melihat kebutuhan pakannya saja, hal ini terus dilakukan hingga masa panen tiba.
  • Pemberian antibiotik dan vitamin pada minuman ayam diberikan mulai hari ke-5 hingga hari ke-10 sebelum masa panen. Khusus vitamin dapat diberi hingga masa panen.

POINT PENTING BUDIDAYA AYAM PEDAGING (BROILER)

Saya Mencoba Sedikit mengulas beberpa poin penting yang harus di perhatikan pembudidaya ayam pedaging ( Broiler ). 

Semoga Bermanfaat.. jika ada salah kata mohon di maafkan


Pendahuluan

Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak. berupaya membantu peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami (non-Kimia).

Pemilihan Bibit

Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih

Kondisi Teknis yang Ideal

  1. Lokasi kandang. Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
  2. Pergantian udara dalam kandang. Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
  3. Kemudahan mendapatkan sarana produksi. Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.
  4. Suhu udara dalam kandang. Suhu ideal kandang sesuai umur adalah :

Umur (hari)

Suhu ( C )

01 - 07

34 - 32

08 - 14

29 - 27

15 - 21

26 - 25

21 - 28

24 - 23

29 - 35

23 - 21

 

Tata Laksana Pemeliharaan

Perkembangan

Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.


Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.


Pakan

  • Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
  • Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. Penambahan POC lewat air minum dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
  • Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.

Contoh perhitungan :

Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :

Berat total ayam hasil panen =

1000 x 2 = 2000 kg

FCR = 3125 : 2000 = 1,6

Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan POC  menurunkan angka FCR tersebut.

 

Vaksinasi

Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.

Teknis Pemeliharaan

  • Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC dengan dosis + 1 - 2 cc/liter air minum dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
  • Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan POC dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum  minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4.
  • Minggu Kedua (hari ke 8 -14). Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
  • Minggu Ketiga (hari ke 15-21). Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari) dilakukan vaksinasi yang kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah POC.
  • Minggu Keempat (hari ke 22-28). Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal
  • mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit.
  • Minggu Kelima (hari ke 29-35). Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen.
  • Minggu Keenam (hari ke-36-42). Jika ingin diperpanjang untuk mendapatkan bobot yang lebih tinggi, maka kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan. Pada umur ini dengan pertumbuhan yang baik, ayam sudah mencapai bobot 2,25 kg.


Penyakit
Penyakit yang sering menyerang ayam broiler yaitu :

  • Tetelo (Newcastle Disease/ND). Disebabkan virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejalanya ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1 - 2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati. Ayam yang terserang secepatnya dipisah, karena mudah menularkan kepada ayam lain melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
  • Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD). Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan virus golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36 minggu. Penularan secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.
  • Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease). Merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung dan ngorok saat bernapas. Pada ayam muda menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
  • Berak Kapur (Pullorum). Disebut penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum.

Kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi. Penularan melalui kotoran. Pengobatan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan, yang sebaiknya dilakukan adalah pencegahan dengan perbaikan sanitasi kandang.

 Infeksi bibit penyakit mudah menimbulkan penyakit, jika ayam dalam keadaan lemah atau stres. Kedua hal tersebut banyak disebabkan oleh kondisi lantai kandang yang kotor, serta cuaca yang jelek. Cuaca yang mudah menyebabkan ayam lemah dan stres adalah suhu yang terlalu panas, terlalu dingin atau berubah-ubah secara drastis. Penyakit, terutama yang disebabkan oleh virus sukar untuk disembuhkan.

 Untuk itu harus dilakukan sanitasi secara rutin dan ventilasi kandang yang baik. Pemberian POC yang mengandung berbagai mineral penting untuk pertumbuhan ternak, seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe dan lain-lain serta dilengkapi protein dan lemak nabati, mampu meningkatkan pertumbuhan ayam, ketahanan tubuh ayam, mengurangi kadar kolesterol daging dan mengurangi bau kotoran. Untuk hasil lebih optimal, pemberian POC dapat dicampur dengan Hormonik dosis 1 botol POC dicampur dengan 1-2 tutup botol Hormonik, atau 1 botol POC dicampur dengan 2-4 kapsul Asam Amino. yang merupakan suplemen khusus ternak dengan kandungan :

  1. Mineral-mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah dan lain-lain.
  2. Asam-asam amino utama seperti Arginin, Histidin, Isoleucine, Lycine, Methionine , Phenylalanine, Threonine, Thryptophan, dan Valine sebagai penyusun protein untuk pembentukan sel, jaringan, dan organ tubuh
  3. Vitamin-vitamin lengkap, yaitu A, D, E, K, C dan B Komplek untuk kesehatan dan ketahanan tubuh.

Sanitasi/Cuci Hama Kandang

Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen. Dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air hingga bersih dari kotoran limbah budidaya sebelumnya. Tahap kedua yaitu pengapuran di dinding dan lantai kandang. Untuk sanitasi yang sempurna selanjutnya dilakukan penyemprotan dengan formalin, untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu dibiarkan minimal selama 10 hari sebelum budidaya lagi untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri, yang tidak mati oleh perlakuan sebelumnya.

 





#DariBeberapaSumber

 

 

 

 

 


Kamis, 17 Juni 2021

10 BAHAYA PENGGUNAAN PUPUK KIMIA DALAM JANGKA PANJANG

*Salam Perubahan🤝💪💪*



Semakin lama Anda menggunakan pupuk kimia maka semakin besar pula efek samping akibat yang dirasakan oleh tanah dan tanaman itu sendiri. 

Berikut ini dampak buruk penggunaannya dalam jangka waktu yang lama:

🔹 *_Mudah tergerus oleh aliran air/ hujan sehingga mencemari perairan (misalnya sungai)._*

Ini adalah ciri khas dari pupuk buatan yang dijual secara komersial dipasaran. Aliran air yang kencang yang disebabkan oleh hujan deras akan membawa lari unsur hara yang telah anda sebarkan sebelumnya di atas permukaan tanah.

🔹 *_Membunuh mikroorganisme baik yang hidup di tanah._*

Mengganggu keseimbangan flora normal dalam tanah merupakan salah satu dampak buruk penggunaannya secara terus menerus. Terutama ketika itu diterapkan/ diaplikasikan secara berlebihan.

🔹 *_Mengubah pH tanah._*

Membuat tanah menjadi panas. Saat pengguna tidak memperhatikan saran dan anjuran yang tertera pada label sesuai dengan rekomendasi perusahaan pembuatan pupuk yang bersangkutan, alhasil penggunaannya dapat menghasilkan manfa'at yang sebaliknya.

🔹 *_Membunuh berbagai jenis serangga dan cacing di dalam tanah._*

Namanya juga bahan kimia, sudah tentu penggunaan pupuk jenis ini beresiko mengusir bahkan membunuh serangga dan cacing yang hidup di tanah pertanian.

🔹 *_Menghambat pembusukan bahan organik._*

Ketika mikroorganisme pembusuk dihambat oleh pupuk kimia komersial niscaya senyawa organik kompleks yang terdapat di atas dan di dalam tanah tidak dapat diurai sempurna/ tidak dapat dibusukkan semuanya.

🔹 *_Mengganggu keseimbangan unsur hara dalam tanah._*

Tanah yang baik bukan saja harus mengandung unsur hara yang banyak melainkan harus juga diperhatikan keseimbangan unsur hara yang terkandung didalamnya. Sebab biar bagaimanapun juga ketidakseimbangan unsur hara dapat mempengaruhi pH tanah.

🔹 *_Menghambat penyerapan zat hara oleh akar._*

Penggunaan pupuk buatan yang tidak tepat & berlebihan justru dapat melunakkan bahkan merusak akar tanaman. Akibatnya penyerapan unsur harapun terhambat/ terganggu.

🔹 *_Menimbulkan penyakit bagi tanaman itu sendiri._*

Ketika penerapannya tidak tepat guna dan sasaran, maka akibatnya akan berimbas pada kesehatan tanaman yang terhambat sampai menimbulkan penyakit.

🔹 *_Mempengaruhi hasil panen._*

Saat tanaman tidak memperoleh unsur hara yang kuat, efektif dan efisien maka imbasnya dapat mengganggu pertumbuhan bahkan mengurangi kualitas & kuantitas hasil panen juga.

🔹 *_Pada akhirnya, menghambat pertumbuhan tanaman bahkan mematikannya._*

Bila penanganan pupuk buatan komersial tidak dilakukan secara tepat dan benar maka dapat berimbas pada keberlangsungan hidup tanaman kesayangan Anda.

*Salam Sejahtera Petani Indonesia🤝💪💪*






*Sumber:
* Oleh Darmin Kobo Organik*Praktisi Pertanian Organik*

Jumat, 11 Juni 2021

PEMANFAATAN BAHAN LOKAL SEBAGAI PAKAN TERNAK

 

A. Latar Belakang

            Pemerintah telah mencangkan bahwa pada tahun 2013 nanti Indonesia akan swasembada daging. Dalam pelaksanaannya, petani peternak, bukan hanya ternak ruminansia tetapi juga peternak unggas diharapkan dapat mendukung terlaksanya program tersebut. Karena dengan peningkatan produksi dari hasil ternak tersebut akan meningkatkan produksi daging di Indonesia.

            Pemberian pakan yang baik bagi ternak yang diusahakan akan menghasilkan daging yang bermutu. Disini petani diharapkan menggunakan bahan pakan lokal tetapi mempunyai mutu yang bagus, sehingga hasil yang kita dapatkan juga berkualitas.

Pakan bagi ternak unggas memang sudah banyak sekali tersedia di kios-kios dengan kandungan gizi yang ada dan telah diketahui kebutuhan jumlah pakan per ekornya per hari. Sehingga memudahkan bagi peternak dalam memberikan konsumsi pakan bagi ternak unggas yang mereka budidayakan.

Akan tetapi bahan pakan tersebut mempunyai kelemahan yaitu dengan menggunakan bahan pakan tersebut secara otomatis akan menambah dana pengeluaran yang cukup besar bagi para peternak. Yang sebenarnya tidak perlu dilakukan apabila para peternak unggas tersebut dapat memanfaatkan bahan yang ada di sekitarnya yang dapat digunakan juga sebagai bahan pakan ternak unggas.

Memang kita perlu sidikit mengeluarkan tenaga untuk membuat ramuan yang ada, tapi untuk nilai gizi yang dibutuhkan oleh ternak unggas yang bersangkutan tidak perlu diragukan lagi. Karena bahan-bahan tersebut bersifat

alami sehingga kemungkinan besar tidak akan mengganggu kehidupan ternak

maupun produksinya.

Selain harganya murah, bahan pakan lokal juga mudah kita dapatkan dimana saja dan kapan saja sehingga tidak butuh waktu serta kocek yang banyak.

B. Masalah Yang Dihadapi Petani

            Petani peternak pada umumnya dan peternak unggas pada khususnya seringkali memberikan pakan pada ternak unggas mereka dengan bahan-ahan seadanya yang ada di sekelilingnya, sehingga ternak yang mereka budidayakan seringkali kurang sehat karena gizi yang mereka butuhkan kurang terpenuhi sehingga penyakit sangatlah mudah menyerang.

            Sebenarnya harga murah dan kemudahan mendapatkan pakan merupakan modal utama untuk mendapatkan keuntungan yang cukup memadai, akan tetapi perlu adanya penerapan tehnologi tertentu yang seharusnya dimiliki oleh para petani peternak unggas di dalam memudidayakan ternaknya.



BAHAN PAKAN DAN MINUMAN LOKAL

 

A. Bahan Pakan Lokal

Ampas yang berasal dari hasil ikutan pengolahan makanan ternyata sangat potensial sebagai pakan alternatif. Beberapa di antaranyaampasminyaksawit, kecap, tahu, onggok, molasses dan orgami. Bahkan juga siput air tawar dan keong mas, janganterpukaulagidenganpakanimport.

Jangangelisahdenganmeningkatnyaimporbahanpakansepertijagung dan bungkilkedelai. Indonesia memilikibahanpakanlokal yang dapatcukupuntukmenggantikannya.

Yang palinggampang dan sudah banyak digunakan sebagai pakanternak adalah ampas yang berasal dari hasil ikutan pengolahan makanan seperti onggok, molasses, ampas tahu, ampas kecap, CPO, dll. Penggunaannya sebagaibahan pakan dapat dicampur dengan bahan tambahan pakan lainnya atau dapat diberikan secara langsung pada ternak.

 Bahan- bahanpakantersebut antara lain

1. Ampas Minyak Sawit

            Minyak inti sawit merupakan minyak murni hasil ekstrak sibiji sawit. Sedangkan sisa dari pembersihan/ pemurnian tersebut diperoleh ampas minyak sawit yang berbentuk padat. Sejauh ini sudah banyak yang memanfaatkan hasil ikutan ini sebagai bahan pakan ternak( sapi ). Penggunaan minya ksawit( CPO ) pada pakan dapat langsung dicampur pada pakan , sedangkan ampas minyak sawit dapat di campurkan dengan bahan-bahan tambahan pakan lainnya. Sedangkan ampas minyak sawit sebagai bahan baku pakan ikan terlebih dahulu harus diproses menjad itepung dengan nilai gizi yang terkandung di dalamnya protein 16,09%, lemak 6,93%, air 52,98% dan abu 6,72%.

 

2. Ampas kecap

            Ampas kecap merupakan hasi likutan dari prosespembuatan kecap yang berbahan dasar kedelai yang memilik ikan dungan protein cukup tinggi. Untuk menjadi bahan baku pakan, ampas keca pharus diolah menjadi tepung dengan lebih dulu dikeringkan dalam oven/ dijemur. Nilaigizi yang terkandung adalah protein 10,32%, Lemak 6,93%, air 52,98%, abu 6,72%.

 

3. Onggok

            Onggok yang berasal dari ubi kayu merupakan hasil ikutan padat dari pengolahan tepung tapioka. Sebagai ampas pati singkong( ubikayu ) yang mengandung banyak karbohidrat, onggok dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi, nilaigizi yang terkandung pada onggok adalah protein 3,6%, Lemak 2,3%, air 20,31%, abu 4,4%.

4. Ampas Tahu

            Ampas tahu merupakan hasil ikutan dari proses pembua tantahu. Untukmenjadi bahan baku pakan, ampas tahu dapat langsung diberikan pada ternak dengan tambahan sedikit ikan asin, atauda pat juga diolahlebihdulumenjaditepungdenganmengeringkannyadalam oven/ dijemurlaludigiling. Nilaigizi yang terkandungadalahProtein 8,66%, Lemak 3,79%, air 51,63%, abu 1,21%.

5. Apastempe.

            Hasilikutanpengolahantempe yang berasaldaribahanbakukacangkedelai, baikberupakupasankulitarikacangkedelai juga limbah cair berupa air rebusandapatdimanfaatkanuntukbahanmakananternak.

6. Molasses

            Molassesmerupakan sisa hasilproduksi pada idustripengolahan gula yang berbentuk cair. Molassessudahbanyakdimanfaatkansebagaibahanpakantambahanbagiternak, karenakandungangizinya yang cukupbaik.

7. Orgami.

            Orgamimerupakanhasilbuanganpengolahanpenyedap rasa. Seteahmelaluiprosespenyaringanrawsugar( tetestebu ) dan molassessebagaibahanbaku, dihasilkangypsum. Selanjutnyamelaluitahapkoagulasi( penggumpalan ) dihasilkanorgamisebagaihasilikutan cair dan dielet humus sebagaihasilikutanpadatnya. Nilaigiziorgamiadalahprotein 5,28%, Lemak 3,41%, air 68,29%, dan abu 4,77%.

            Selainbahan local yang berasaldarinabati juga dapatmemanfaatkanbahanlokaldarihewaniyaitusiput air tawar dan keongemas yang seringdijumpai pada arealpersawahan dan kolamikan.

1. Siput air tawar

            Darihasilpenelitianbahwapemberiandedakpadiditambahsiput  air  tawar ( LymneaeAuricuralis ) denganperbandingan 1 : 2 dapatmeningkatkankualitasteluritiksepertinilainutrisitelur, bobottelur dan warnakuningtelur yang lebihbaik.

2. KeongMas

            Pemberiankeong mas yagdirebus pada ayam buras yang diberikanselama 13 minggudapatmenaikkanpertambahanbobotbadanlebihbaik dan penghematanbiayasebesarRp. 765 – 927 per ekor.

B. Minuman Kesehatan

Seperti manusia yang memerlukan minuman kesehatan dari bahan-bahan herbal maka unggaspun memerlukan minuman kesehatan. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain : kencur, jahe, temu kunci, lengkuas, kunyit, bawang merah, bawang putih, bengkuang, daun sirih, sereh, beliming wuluh, kemangi, temu lawak, temu hitam, masing-masing sebanyak 0,25 kg.

Proses pembuatannya seagai berikut : bahan-bahan dicuci sampai bersih, diiris tipis-tipis lalu digiling. Hasil gilingan dimasukkan ke dalam jiligen ukuran

 

20 lt dan ditambahkan dengan 1 liter molasse dan 1 liter EM-4. Tambahkan air ersih sampai penuh. Kocok sampai merata, tutup rapat jrigen untuk proses fermentasi secara an aerop dan biarkan berlangsung selama 2 minggu, namun selama proses fermentasi berlangsung sebaiknya gas dibuang dengan membuka tutup jrigen dan menutup kembali dengan rapat. Setelah 2 minggu hasil fermentasi disaring dan diimpan secara an aerop di tempat sejuk sehingga sewaktu-waktu bisa digunakan.

Untuk minuman kesehatan maka diminumkan pada ayam dengan dosis untuk 1 liter air minum ditambahkan 2,5 ml bahan ramuan. Ramuan ini akan bermanfaat bagi peningkatan kerja organ pencernakan dan meningkatkan nafsu makan ayam.

C.  Peluang Lain Untuk Pakan

            Indonesia masih memiliki bahan pakan lokal yang belum lazim dimanfaatkan, diantaranya adalah lumpur sawit yang merupakan hasil ikutan pengolahan minyak sawit, bungkil kopra, bungkil kelapa sawit, gaplek dan bekatul.

1. Lumpur sawit

            Beberapa peneliti telah melaporkan ahwa lumpur sawit dapat digunakan sebagai bahan pakan untuk ternak unggas, sapi, domba, babi. Lumpur sawit mengandung serat kasar yang tinggi dan kecernaan gizi yang rendah sehingga penggunaannya untuk pakan unggas sangat terbatas. Salah satu usaha yang dilakukan di Balai Penelitian Ternak dalam rangka pemanfaatan bahan ini adalah melakukan fermentasi untuk meningkatkan nilai gizinya, serta menurunkan kadar serat lumpur sawit. Pengujian biologis menunjukkan bahwa produksi fermentasi lumpur sawit dapat digunakan hingga 10% di dalam rangsum ayam broiler dan ayam kampung, tetapi di dalam rangsum itik sedang tumbuh dapat digunakan sebanyak 15%.

 

 

2. Bungkil Kopra

            Bungkil kopra merupakan hasil ikutan proses ekstraksi minyak kelapa. Tetapi penggunaan bungkil kopra dalam pakan unggas menghadapi kendala seperti, kadar asam amino esensial rendah, kerusakan protein akibat suhu tinggi, dan tingginya kadar serat kasar. Akibatnya bungkil kopra tingkat penggunaannya hanya sebatas pada level tidak lebih dari 10%. Di atas level itubesar kemungkinan akan berpengaruh buruk terhadap tingat konsumsi makan, laju pertubuhan dan produksi telur.


BAB III   PENUTUP

 

A.  KESIMPULAN

            Di dalam memberikan pakan pada ternak unggas yang kita budidayakan perlu ketelitian serta ketlatenan untuk meramu bahan-bahan yang ada di sekitar kita sehingga tidak membutuhkan ransum yang sangat mahal yang dapat kita beli di toko-toko dan menghabiskan banyak dana untuk itu.

            Bahan lokal yang ada di sekitar kita akan lebih baik kita manfaatkan untuk pakan ternak unggas yang kita pelihara sehingga ternak yang kita budidayakan akan lebih sehat dengan penyusunan ransum tersebut dan tidak akan mudah terkena penyakit.Selain bahan pakan tersebut mudah kita dapatkan akan tetapi tidak meninggalkan mutu dan kualitas pakan bagi ternak yang kita budidayakan. Hal ini juga dapat sedikit membantu permasalahan limbah yang ada di sekitar kita akhir-akhir ini

B.  SARAN

Dengan adanya konsultasi dan pemecahan masalah serta solusi dalam bentuk konsep, petani dapat melaksanakan apa yang telah diberikan ataupun diutarakan penyuluh kepada petani tersebut dalam melakukan usaha ternaknya. Untuk lebih lengkapnya petani peternak unggas diharapkan juga dapat mencari sumber-sumber lain yang dapat mendukung usaha tani ternak unggas yang diusahakannya. Diharapkan pula petani mau menularkan pengalamannya kepada kelompok taninya.